Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 21 July 2025 14:05
Kairo: Pemerintah Mesir berharap kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dapat segera tercapai dalam waktu dekat, seraya menegaskan penolakannya terhadap segala bentuk pemindahan paksa warga Palestina dari wilayah tersebut.
Pernyataan disampaikan Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, dalam konferensi pers bersama Menteri Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman, Reem Alabali-Radovan, di Kairo pada Minggu, 20 Juli 2025.
Abdelatty menekankan bahwa Mesir terus melakukan "upaya tulus untuk segera mencapai gencatan senjata di Gaza" di tengah eskalasi militer Israel yang telah menimbulkan krisis kemanusiaan besar. Ia juga menyerukan pentingnya membuka akses bagi bantuan medis dan kemanusiaan ke wilayah yang dilanda kelaparan parah itu.
"Agresi Israel terhadap Gaza dan Tepi Barat sangat terang-terangan, tidak dapat diterima, dan telah melewati semua batas," ujarnya dalam pernyataan yang tegas, dikutip dari Anadolu Agency, Senin, 21 Juli 2025.
Terkait rekonstruksi, Abdelatty menjelaskan bahwa Mesir telah menyusun visi lengkap untuk membangun kembali Gaza, bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS), Bank Dunia, dan otoritas Palestina. Rencana ini telah mendapatkan dukungan dari negara-negara Arab sejak disahkan pada Maret lalu, dengan fokus utama pada pemulihan infrastruktur.
Ia menambahkan bahwa tanggal penyelenggaraan Konferensi Kairo tentang rekonstruksi Gaza akan diumumkan setelah tercapainya gencatan senjata. Konferensi tersebut akan mencakup lokakarya tentang pengaturan keamanan serta tata kelola administratif di Gaza.
Menurut Abdelatty, prioritas utama dalam enam bulan pertama setelah gencatan senjata adalah pemulihan awal dan stabilisasi kehidupan warga Palestina di wilayah tersebut. Ia juga mengingatkan bahwa komunitas internasional secara luas menolak segala bentuk rencana pemindahan paksa warga Palestina.
“Pemindahan paksa adalah garis merah yang tidak akan pernah kami terima dalam kondisi apa pun,” tegasnya.