Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Jakarta: Yield menjadi salah satu istilah yang paling sering digunakan untuk menyebut pantas tidaknya sebuah perusahaan menerima saham. Di dunia investasi, modal investor dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu yield dan return.
Apa itu yield?
Dikutip dari
OCBC, yield adalah persentase profit yang didapat (atau akan didapat) investor saat memutuskan membeli saham perusahaan.
Yield tidak menunjukkan seberapa besar nominal rupiah akan Anda peroleh dari pembelian saham. Lebih jauh dari itu,
yield-nya menampilkan seberapa besar perusahaan akan berkembang kedepannya.
Saat terjun ke dunia investasi, Anda akan menemukan perusahaan-perusahaan dengan
return tampak sangat tinggi, namun ternyata
yield-nya rendah. Ini bukan berarti perusahaan ber-
yield rendah tidak bagus untuk investasi. Tapi akan lebih baik jika Anda berinvestasi di perusahaan dengan
yield tinggi.
Perbedaan yield dan return
Keduanya sebenarnya saling memengaruhi, akan tetapi cakupan
yield lebih luas daripada
return. Terkait keuntungan investasi,
yield adalah salah satu faktor penentu tinggi rendahnya
return.
Sementara itu,
return adalah nominal laba/rugi yang diperoleh dari sebuah aktivitas investasi.
Return ini dibagi tiga, meliputi
interest (bunga), dividen, dan
capital gain. Nominal
return hanya bisa Anda ketahui setelah pembagian saham. Sedangkan informasi
yield umumnya tersedia sepanjang waktu, tergantung jenisnya.
(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)
Jenis-jenis yield
Di dunia investasi,
yield dibagi berdasarkan sudut pandang perhitungan yang diambil. Berikut adalah jenis-jenis
yield:
1. Dividend yield
Dividend yield adalah nilai obligasi sebuah instrumen investasi per jumlah keuntungan per lembar sahamnya. Ini merupakan perhitungan
yield paling sederhana yang bisa Anda gunakan membandingkan
yield satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
2. Current yield
Current yield adalah nilai obligasi sebuah instrumen investasi per harga sahamnya saat ini. Anda dapat menghitung
current yield untuk mengetahui nilai valuasi saham perusahaan secara
on-time (sekarang juga).
3. Yield to maturity (YTM)
Yield to maturity adalah tingkat
yield sebuah saham sampai jangka waktu (tenor) tertentu. Sebenarnya soal perhitungan, YTM memang mirip dengan
current yield. Akan tetapi, YTM dapat memprediksi tingkat
yield dalam jangka lebih panjang, yaitu sampai investor ingin menukarkan obligasinya.
YTM berguna untuk mengetahui berapa tingkat yield ideal suatu saham dalam jangka waktu tertentu, dan menjadi bahan perbandingan dengan kondisi sebenarnya.
4. Yield to call
Yield to call adalah tingkat yield yang muncul saat penerbit menarik kembali surat obligasi dari semua pemilik sahamnya. Kondisi
yield to call hanya bisa dilakukan di perusahaan dengan saham
callable (dapat ditarik lagi dari investor).