AS dan Tiongkok Berdebat Sengit soal Keamanan Maritim di DK PBB

Sebuah sesi sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB di New York. (Anadolu Agency)

AS dan Tiongkok Berdebat Sengit soal Keamanan Maritim di DK PBB

Willy Haryono • 12 August 2025 12:40

New York: Dewan Keamanan PBB menjadi saksi perdebatan sengit antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok terkait isu keamanan maritim, yang memicu saling tuduh dan kritik tajam dari kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, Duta Besar AS untuk PBB, Dorothy Shea, menekankan bahwa Terusan Panama memiliki peran penting sebagai salah satu instrumen perdagangan dan keamanan ekonomi terbesar di dunia. Argumen tersebut didukung dengan hubungan bilateral yang kuat dengan kawasan Amerika Tengah, terutama di bidang keamanan maritim.

Mengutip dari Anadolu Agency, Selasa, 12 Agustus 2025, Shea memuji terkait peningkatan kewaspadaan Panama dalam menanggapi aktivitas siber maritim yang berbahaya. Selain itu, ia juga menyuarakan kekhawatirannya terhadap pengaruh Tiongkok yang berdampak besar terhadap wilayah Terusan Panama, terutama pada fasilitas dan operasi pelabuhan.

Ia menambahkan, tindakan Tiongkok yang ekspansif, melanggar hukum serta bersikap agresif, menunjukkan ancaman terhadap keamanan dan perdagangan maritim. Tindakan ini bukan hanya risiko bagi Panama dan AS, tetapi potensi ancaman bagi perdagangan dan keamana global.

Shea juga menuntut Dewan Keamanan PBB untuk memberikan konsekuensi yang pantas bagi pihak yang melanggar sanksi. Ia juga menyerukan adanya pembagian beban yang lebih besar dalam upaya mempertahanan kebebasan navigasi di Laut Merah.

Sementara itu, Duta Besar Tiongkok, Fu Chong, membalas dengan tajam tuduhan yang dilontarkan berulang kali terkait tuduhan yang tidak berdasar dan memfitnah Beijing.

Fu Cong, menegaskan bahwa Tiongkok selalu menghormati kedaulatan Panama serta netralitas permanen Terusan Panama sebagai jalur perairan internasional. Ia kemudian menuduh Amerika Serikat telah memalsukan kebohongan dan melancarkan serangan tak berdasar sebagai dalih untuk mengendalikan terusan tersebut.

Ia menambahkan, itu menuduh Amerika Serikat sebagai pengganggu perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan. Tuduhan ini dilontarkan dengan menyoroti pengerahan persenjataan ofensif, latihan militer, dan mentalitas perang dingin hegemonik yang dilakukan oleh Amerika Serikat.

Ia juga mengkritik AS karena menolak untuk menyetujui Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) dan "secara sepihak memutuskan untuk mengeksploitasi sumber daya dasar laut internasional," serta memperingatkan bahwa tindakan Washington "sangat memperburuk risiko terhadap keamanan maritim global."

Ia juga mengkritik Amerika Serikat karena menolak untuk menyetujui Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Selain itu, ia menuduh Amerika Serikat secara sepihak memutuskan untuk mengeksploitasi sumber daya dasar laut internasional, Fu memperingatkan bahwa tindakan Amerika Serikat secara signifikan memperburuk risiko terhadap keamanan maritim global.

Berdasarkan pernyataan Duta Besar Tiongkok tersebut, Presiden Panama, Jose Raul Mulino menegaskan kembali komitmen negaranya guna menjaga netralitas terusan dan pengawasan berdasarkan perjanjian multilateral

Terusan Panama menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik melalui Panama, berfungsi sebagai rute penting untuk perdagangan internasional. (Kelvin Yurcel)

Baca juga:  AS Tegaskan Komitmen Lindungi Terusan Panama dari Pengaruh Tiongkok

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)