Meski Naik Tipis, Harga Minyak Dunia Masih Ambruk di Minggu Ini

Ilustrasi. Foto: Xinhua/Ma Jiashuai.

Meski Naik Tipis, Harga Minyak Dunia Masih Ambruk di Minggu Ini

Husen Miftahudin • 26 April 2025 09:07

Houston: Harga minyak dunia mengalami kenaikan moderat pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), tetapi tetap berada pada jalur penurunan mingguan. Ini karena ekspektasi peningkatan pasokan dari produsen OPEC+ dan ketidakpastian yang berlanjut atas hubungan perdagangan Amerika Serikat (AS)-Tiongkok yang membebani sentimen pasar.

Mengutip Yahoo Finance, Sabtu, 26 April 2025, harga minyak mentah Brent naik 0,4 persen menjadi USD65,91 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,1 persen menjadi USD62,87 per barel.

Kedua kontrak tersebut diketahui tetap turun sekitar dua persen selama seminggu, tertekan oleh kekhawatiran yang terus berlanjut atas kelebihan pasokan.

Adapun, beberapa anggota OPEC+ berupaya mempercepat peningkatan produksi pada Juni, memperpanjang peningkatan produksi yang tak terduga pada Mei sebesar 411 ribu barel per hari. Usulan kenaikan ini telah memperdalam perpecahan internal dalam kelompok tersebut terkait kepatuhan kuota dan terjadi pada saat harga minyak mendekati level terendah dalam empat tahun terakhir.

Para analis memperingatkan peningkatan lebih lanjut terhadap pasokan dapat memberikan tekanan tambahan terhadap harga, terutama mengingat prospek permintaan yang rapuh di tengah tantangan ekonomi global dan sengketa perdagangan AS-Tiongkok yang sedang berlangsung.
 

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Harapan Penurunan Tarif AS-Tiongkok


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Kenaikan produksi bikin harga minyak melempem


Menurut analis, dorongan untuk mempercepat kenaikan produksi dapat berdampak negatif pada harga minyak dengan meningkatkan pasokan di saat permintaan sedang lemah dan kekhawatiran kelebihan pasokan pasar sudah tinggi.

"Saat ini, harga minyak sedikit naik karena pasar merespons tanda-tanda meredanya ketegangan seputar tarif Trump dan potensi perubahan sikap kebijakan Fed, yang berkontribusi pada pemulihan pasar yang lebih luas," kata analis senior LSEG Anh Pham.

"Namun, setiap minggu, harga turun karena kekhawatiran atas kelebihan pasokan dari OPEC+ terus berlanjut, sementara prospek permintaan tetap tidak pasti di tengah ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung. Dolar AS yang lebih kuat juga telah menambah tekanan pada harga minyak mentah," tambahnya.

Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk mengecualikan beberapa impor AS dari tarif 125 persen dan meminta para pelaku bisnis untuk memberikan daftar barang yang dapat memenuhi syarat sebagai tanda terbesar kekhawatiran Beijing mengenai dampak ekonomi dari perang dagang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)