Pemkot Surabaya Susun Strategi Target 2030 Zero TBC

Ilustrasi TBC. DOK Medcom.id

Pemkot Surabaya Susun Strategi Target 2030 Zero TBC

Amaluddin • 21 January 2025 18:12

Surabaya: Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian Tuberkulosis (TBC) untuk mencapai target eliminasi pada tahun 2030. Salah satu langkahnya adalah mengoptimalkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) melalui videografi bertajuk Orkestra Cinta Merdeka TBC.

"Kami bertekad mengeliminasi TBC. Penyakit ini sulit terdeteksi karena banyak penderita yang malu mengaku, sehingga berisiko menularkan kepada keluarga maupun tetangga," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Selasa, 21 Januari 2025.
 

Baca: Penanganan TBC Disebut Masih Jauh dari Target
 
Eri mengatakan Pemkot Surabaya juga telah mengimplementasikan layanan kesehatan berbasis komunitas dengan konsep RW 1 Nakes 1 (R1N1). Tujuannya untuk mendekatkan pelayanan medis kepada warga. 

"Lewat R1N1, tiap RW dapat memonitor kondisi warganya, mulai dari jumlah ibu hamil hingga penderita TBC. Dengan gerakan Surabaya Bergerak ini, kami berharap TBC bisa dieliminasi, serta stigma negatif terhadap penderita dapat dihilangkan," jelasnya.

Eri menekankan pentingnya edukasi masyarakat melalui media sosial dan kegiatan KIE agar penderita TBC tidak lagi dikucilkan. Bahkan, kata Eri, Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga, Nasronuddin, menciptakan lagu yang mengingatkan bahwa penderita TBC harus diperlakukan dengan empati dan dukungan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina, menjelaskan bahwa eliminasi TBC tidak hanya memerlukan pendekatan medis tetapi juga kolaborasi antar sektor. "Kami ingin menghilangkan stigma negatif di masyarakat dan mendorong pasien untuk menjalani pengobatan sampai tuntas," kata Nanik.

Hingga tahun 2024, Surabaya mencatat 11 ribu kasus TBC dari target nasional 16 ribu kasus yang harus ditemukan. Dari jumlah tersebut, sekitar 90 persen penderita telah menjalani pengobatan. "Tantangan utama adalah mencegah resisten obat akibat ketidakpatuhan pasien dalam konsumsi obat," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)