Israel dan Lebanon perpanjang tenggat waktu penarikan pasukan. (EPA Images)
Marcheilla Ariesta • 27 January 2025 17:20
Washington: Gedung Putih mengatakan bahwa kesepakatan antara Lebanon dan Israel telah diperpanjang hingga 18 Februari. Perpanjangan dilakukan karena Israel melewatkan tenggat waktu sebelumnya untuk menarik pasukan.
"Pengaturan antara Lebanon dan Israel, yang dipantau oleh Amerika Serikat, akan terus berlaku hingga 18 Februari 2025," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan singkat, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 27 Januari 2025.
Gedung Putih Donald Trump juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan bernegosiasi dengan Israel dan Lebanon untuk memulangkan tahanan Lebanon yang ditangkap sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel, yang menyebabkan pertempuran paralel, pada awalnya dalam skala kecil, antara Israel dan Hizbullah Lebanon.
Pernyataan itu tidak secara eksplisit menyebutkan gencatan senjata, yang semakin diragukan karena pasukan Israel menewaskan 22 orang pada hari Minggu, menurut kementerian kesehatan Lebanon.
Gedung Putih juga tidak merujuk pada Prancis, yang bekerja sama dengan Amerika Serikat di bawah mantan presiden Joe Biden untuk mencapai gencatan senjata pada 27 November.
Kesepakatan itu mengakhiri kampanye militer Israel di Lebanon melawan Hizbullah yang didukung Iran. Berdasarkan kesepakatan 60 hari itu, tentara Lebanon akan dikerahkan bersama pasukan penjaga perdamaian PBB di selatan saat tentara Israel mundur.
Israel menegaskan dalam beberapa hari terakhir bahwa mereka tidak berniat memenuhi tenggat waktu, dengan mengatakan bahwa tentara Lebanon yang masih muda belum memenuhi bagiannya dari kesepakatan itu.
Pada Minggu, pasukan Israel melepaskan tembakan dan menewaskan 22 orang, termasuk enam perempuan, saat mereka kembali ke desa mereka, menurut kementerian kesehatan Lebanon.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan tersangka yang menimbulkan "ancaman langsung" bagi pasukannya.