Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero) memperkuat komitmennya terhadap budaya keselamatan. Setiap jenjang di KAI, dari manajemen hingga petugas di lapangan, memiliki tanggung jawab yang sama dalam menanamkan nilai-nilai keselamatan sebagai budaya kerja.
“Budaya keselamatan di KAI dibangun melalui kepemimpinan yang kuat dan keteladanan nyata. Strategi keselamatan bukan sekadar kebijakan administratif, tapi menjadi ruh dalam pengelolaan operasional kami,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 4 Mei 2025.
Selama 2024, KAI mencatatkan lebih dari 62.000 jam pelatihan keselamatan bagi karyawan dan petugas lapangan, serta melibatkan lebih dari 7.500 peserta dalam berbagai program edukasi keselamatan kerja. KAI juga terus memperkuat sistem pelaporan insiden (incident reporting system) sebagai alat manajemen risiko dan perbaikan terus-menerus.
Tak hanya di internal, budaya keselamatan juga ditanamkan kepada mitra kerja, vendor, dan masyarakat pengguna jasa kereta api melalui berbagai kampanye edukatif, seperti “Ayo Selamat” dan “Safe Trip by Train” yang telah menjangkau lebih dari 4 juta penumpang secara nasional.
(Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo. Foto: Dok istimewa)
Penghargaan atas budaya keselamatan kerja
KAI meraih dua penghargaan pada ajang World Safety Organization (WSO) Indonesia Safety Culture Award (WISCA) 2025. KAI mendapatkan Concerned CEO Top Leadership untuk Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), serta Level 4 – Gold untuk perusahaan dalam ajang WSO Indonesia Safety Culture Award 2025
Penghargaan ini menempatkan KAI dalam jajaran perusahaan dengan tingkat budaya keselamatan kerja tertinggi di Indonesia. Level 4 - Gold merupakan pencapaian yang diberikan kepada perusahaan yang telah menunjukkan implementasi budaya keselamatan secara menyeluruh dan sistematis.
“Kami tidak hanya mengejar zero accident, tapi juga zero compromise terhadap keselamatan. Ini sejalan dengan misi KAI menyediakan jasa yang mengedepankan keselamatan, ketepatan waktu dan kenyamanan,” jelas Vice President Public Relations KAI Anne Purba.
Sejumlah indikator penilaian dalam WISCA 2025 antara lain mencakup kebijakan keselamatan, keterlibatan pimpinan, pelatihan keselamatan berkelanjutan, pelaporan insiden, serta keterlibatan pekerja dalam upaya peningkatan budaya safety. Semua indikator tersebut telah berhasil dipenuhi KAI dalam implementasi sehari-hari.
Dengan penghargaan dari WISCA 2025 ini, KAI akan terus menguatkan sistem manajemen keselamatan berbasis data, meningkatkan integrasi teknologi, serta memperkuat budaya pelaporan dan pembelajaran dari insiden.
“KAI meyakini bahwa keselamatan kerja yang kuat akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap transportasi publik. Langkah ini juga mendukung transformasi KAI dalam menyongsong visi sebagai perusahaan menggerakkan transportasi berkelanjutan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tutup Anne.