Indonesia Harus Pintar Tangkap Peluang dari Perang Tarif AS

Ilustrasi bendera Amerika. Foto: Kedutaan AS.

Indonesia Harus Pintar Tangkap Peluang dari Perang Tarif AS

Insi Nantika Jelita • 19 February 2025 20:10

Jakarta: Penasihat Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro berpandangan pemerintah Indonesia mesti pintar menangkap peluang dari perang tarif yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). 

Ia menjelaskan Presiden AS Donald Trump sengaja mengenakan tarif tinggi kepada anggota North American Free Trade Agreement (NAFTA), karena membuat defisit perdagangan sehingga merugikan AS. Seluruh impor produk perdagangan dari Kanada dan Meksiko dikenakan kenaikan tarif sebesar 25 persen. Sementara, rival ekonomi AS, Tiongkok dikenakan tarif impor sebesar 10 persen.

"Kita harus lihat bagaimana arah proteksi yang akan dilakukan oleh Amerika saat ini. Indonesia harus bisa menangkap peluang tersebut dan memang dari sisi geopolitik pun kita harus cantik bermain," ujar Bambang dalam acara Kumparan Economic Insight: Navigating Uncertainty, Steering Growth, di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025.

Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (PPN) / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu kemudian mendorong pemerintah Indonesia proaktif menjaga hubungan perdagangan dengan AS dengan meningkatkan impor produk strategis. Selama ini, kedua negara mencatatkan surplus dagang yang baik. 

"Perdagangan kita dengan AS kerap surplus. Tetapi, jika tidak terlalu besar, kita harus berpikir proses reverse (sebaliknya). Kalau kita ingin ekspor lebih banyak dari Amerika, ya kita juga perlu impor lebihbanyak dari mereka ya, jadi harus ada keseimbangan seperti itu," jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga diminta menyiapkan kawasan industri untuk menampung pabrik dari Tiongkok. Akibat perang dagang dengan AS, Tiongkok membuka peluang pemindahan pabrik ke negara yang tidak kena tarif dagang. Relokasi industri ini dianggap menguntungkan perekonomian Indonesia. 

"Untuk bisa dalam tanda petik pengusaha Tiongkok masih bisa hidup, mereka harus relokasi investasi ke negara yang masih punya hubungan baik dengan AS dan tidak dikenakan impor tarif terlalu tinggi. RI harus bisa menangkap peluang tersebut," ucapnya.

 

Baca juga: Perang Tarif Trump Bikin Ekonomi Asia Meringis, Vietnam Paling 'Kasihan'
 

Rencana pemerintah tangkap peluang dagang


Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah tentu akan menangkap peluang dagang dari rencana relokasi pabrik-pabrik manufaktur dari Tiongkok.

"Kami melihat sekarang investasi yang berorientasi ekspor. Misalnya, di Tiongkok ada barang-barang industri semacam ini yang pengen relokasi, ya kita tangkap," ucapnya.

Luhut menuturkan sudah ada pabrik mainan asal Tiongkok yang direlokasi ke Indonesia dan produk tersebut telah diekspor ke pasar AS. Ia pun berharap Indonesia dapat terus memanfaatkan peluang ekonomi dari perang dagang. 

"Misalnya, kemarin yang kita dapat (relokasi) mainan, toys. Itu kan labor intensif (padat karya). Sekarang dia relokasi ke Indonesia, kita kasih di industri di Indonesia dan 100 persen ekspor ke AS. Menariknya, itu sebenarnya teknologinya dari Tiongkok. Jadi, sekalian kita harus betul-betul inovatif melihat hal ini," ujar dia

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)