Ilustrasi. Foto: dok Kemenkeu.
M Rodhi Aulia • 22 February 2025 22:37
Jakarta: Kekhawatiran bahwa Danantara akan mempersempit ruang fiskal pemerintah dan menekan kinerja BUMN dinilai berlebihan. UBS Global Research justru melihat inisiatif ini sebagai peluang emas untuk menarik investasi asing, meningkatkan efisiensi BUMN, serta memperkuat saham perbankan dan perusahaan pelat merah lainnya.
Dalam risetnya yang berjudul “Danantara concerns appear overdone” atau “Kekhawatiran terhadap Danantara tampaknya berlebihan”, UBS menegaskan bahwa pembentukan Danantara yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto, tidak akan mengganggu pendapatan negara.
"Kekhawatiran ini tidak berdasar karena Kementerian Keuangan tetap memegang kendali atas dividen BUMN sehingga tidak ada perubahan fundamental dalam mekanisme pendapatan negara," tulis UBS dalam risetnya yang dikutip Sabtu, 22 Februari 2025.
UBS juga menekankan bahwa Danantara tidak akan membebani APBN, karena dananya berasal dari optimalisasi aset BUMN, bukan dari anggaran negara. Selain itu, UBS membantah kekhawatiran bahwa bank-bank BUMN akan mengalami tekanan Return on Equity (ROE) akibat pembiayaan proyek strategis dengan keuntungan rendah.
Baca juga: Danantara Diharap Bisa Independen dan Profesional
"Dalam 10 tahun terakhir, meskipun bank BUMN sering membiayai proyek nasional, mereka tetap memiliki profitabilitas tinggi dengan ROE yang solid," jelas UBS.
Lebih jauh, UBS menilai kekhawatiran pasar telah membuat harga saham bank BUMN terlalu rendah. Sebaliknya, valuasi saham BUMN saat ini justru menarik bagi investor.
"Indeks MSCI Indonesia saat ini diperdagangkan pada PE ratio 11x, terendah sejak 2008, yang berarti banyak sentimen negatif sudah diperhitungkan pasar. Jika kekhawatiran terhadap Danantara mereda, harga saham Bank Mandiri dan bank-bank BUMN lainnya berpotensi mengalami pemulihan signifikan," kata UBS.
UBS meyakini, jika Danantara dikelola dengan transparansi dan strategi yang tepat, inisiatif ini dapat menjadi pendorong utama daya saing ekonomi Indonesia serta menarik lebih banyak investasi global.