Kuasa Usaha ad interim Jepang untuk Indonesia, Mitsuru Myochin. Foto: Metrotvnews.com
Muhammad Reyhansyah • 5 November 2025 10:28
Jakarta: Kuasa Usaha ad interim Jepang untuk Indonesia, Mitsuru Myochin, menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama pertahanan antara Jepang dan Indonesia di tengah meningkatnya dinamika keamanan kawasan Indo-Pasifik. Hal itu ia sampaikan dalam resepsi peringatan Hari Pasukan Bela Diri Jepang (Japan Self-Defense Forces/JSDF) ke-71 di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa malam, 4 November 2025.
“Sejak didirikan pada 1 Juli 1954, Pasukan Bela Diri Jepang telah berkontribusi terhadap kemerdekaan Jepang, serta bagi perdamaian, kesehatan, dan stabilitas komunitas internasional di tengah perubahan lingkungan keamanan yang signifikan,” ujar Myochin.
Ia menilai, Indonesia yang juga merupakan negara maritim memiliki posisi strategis dan menjadi mitra komprehensif Jepang di kawasan Indo-Pasifik.
“Indonesia, sebagai negara maritim seperti Jepang, adalah kekuatan besar yang terletak di titik strategis kawasan Indo-Pasifik, dan merupakan mitra strategis kami yang memiliki nilai dan prinsip yang sama,” kata Myochin.
Menurut Myochin, kerja sama pertahanan antara kedua negara menjadi semakin penting seiring meningkatnya tantangan keamanan regional. Ia menyebut, dalam setahun terakhir hubungan pertahanan kedua negara semakin erat, baik melalui pertemuan tingkat tinggi, latihan bersama, maupun program pendidikan militer.
“Pada Januari tahun ini, Menteri Pertahanan Jepang saat itu, Gen Nakatani, berkunjung ke Indonesia dan mengadakan pertemuan tingkat menteri dengan Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin. Lalu pada Sabtu lalu, Menteri Pertahanan Jepang yang baru, Shinjiro Koizumi, kembali bertemu dengan Menteri Sjafrie di Malaysia untuk menggelar pertemuan menteri pertahanan kedua tahun ini,” jelas Myochin.
Ia menambahkan, komunikasi antarpimpinan militer kedua negara juga terus meningkat. “Pada April dan Agustus, Kepala Staf Gabungan JSDF berkunjung dan membangun hubungan saling percaya dengan Panglima TNI Jenderal Agus Subianto. Pada September, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali juga berkunjung ke Jepang dan menggelar pertemuan bilateral dengan Kepala Staf Pasukan Bela Diri Maritim Jepang,” tutur Myochin.
Selain itu, latihan gabungan Super Garuda Shield yang digelar pada Agustus–September 2025 menjadi tonggak penting peningkatan interoperabilitas kedua angkatan bersenjata.
“Super Garuda Shield, latihan gabungan multinasional terbesar di Indonesia, menandai partisipasi keempat Jepang sejak 2022. Dalam latihan itu, kapal angkut ?sumi dan pesawat angkut C-130 ikut dikerahkan bersama Pasukan Bela Diri Darat Jepang, dengan total lebih dari 600 personel yang terlibat,” papar Myochin.
Di luar kerja sama militer, Myochin juga menyoroti pentingnya pertukaran pendidikan militer yang telah berjalan sejak lama antara kedua negara.
“Program bagi taruna TNI untuk belajar di Akademi Pertahanan Nasional Jepang, yang dimulai pada tahun 1998, menjadi simbol kerja sama pendidikan bersejarah antara kedua negara,” kata Myochin.
Saat ini, lebih dari 70 perwira TNI telah menjadi lulusan dari berbagai lembaga pendidikan pertahanan di Jepang, mulai dari jenjang sarjana hingga doktoral, serta program komando dan staf.
“Kehadiran mereka menjadi pilar bagi pengembangan hubungan antara kedua negara dan mewakili generasi pemimpin berikutnya,” ujar Myochin.
Ia juga mengumumkan pembentukan komunitas alumni “Katana” yang terdiri dari para lulusan akademi pertahanan Jepang asal Indonesia.
“Hari ini, saya dengan senang hati mengumumkan peluncuran Katana, komunitas alumni bagi para lulusan tersebut,” pungkas Myochin.