Batik Berasal dari Indonesia atau Malaysia? Ini Sejarah Batik

Batik Nitis Yogyakarta. (MI/Usman Iskandar)

Batik Berasal dari Indonesia atau Malaysia? Ini Sejarah Batik

Riza Aslam Khaeron • 1 October 2025 16:46

Jakarta: Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober sebagai bentuk penghargaan terhadap batik, warisan budaya yang telah diakui UNESCO sebagai milik Indonesia.

Batik telah hadir dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari busana sehari-hari, pakaian adat, hingga simbol kenegaraan. Motif-motifnya kerap memuat filosofi hidup, nilai spiritual, serta kearifan lokal dari tiap daerah di Nusantara.

Meski dunia mengakui batik sebagai bagian tak terpisahkan dari Indonesia, polemik mengenai asal-usulnya tetap muncul, khususnya antara Indonesia dan Malaysia. Isu ini berulang kali menjadi sorotan publik dan media, seolah menjadi sengketa budaya yang sulit mereda.Lantas, dari manakah sebenarnya batik berasal? Mari menelusuri sejarahnya lebih jauh.
 

Apa Itu Batik?

Batik, menurut KBBI, adalah kain bergambar yang dibuat dengan cara khusus, yaitu menuliskan atau menerakan malam pada kain.

Definisi dari UNESCO lebih menekankan batik sebagai sebuah teknik, simbolisme, dan tradisi pewarnaan pada kain katun maupun sutra.

Dengan demikian, sumber dalam negeri cenderung menyoroti batik sebagai kain dan pakaian khas, sementara sumber luar lebih menekankan pada teknik pewarnaannya. Perbedaan sudut pandang ini menunjukkan bahwa batik dapat dipahami sebagai produk budaya sekaligus metode artistik.

Untuk itu, asal teknik batik perlu ditinjau lebih jauh.
 

Asal Teknik Batik


Gambar: Tekstil hasil teknik resist asal Mesir di Era Romawi Timur Awal Abad ke-6. (Wikimedia Commons)

Teknik resist—yaitu metode menutup sebagian permukaan kain agar tidak terkena zat warna saat pencelupan—telah dikenal dan digunakan dalam berbagai peradaban kuno. Salah satu catatan paling awal datang dari Mesir pada masa Akhir Antik atau Bizantium (abad ke-4 hingga ke-5 M), di mana kain katun dihias menggunakan teknik resist cair seperti malam atau lilin.

Karya-karya tekstil ini umumnya digunakan dalam konteks religius atau pemakaman, termasuk untuk membungkus mumi. Teknik serupa juga tercatat digunakan di kawasan Mediterania Timur dan Asia Barat.

Di Asia Selatan, khususnya di wilayah Gujarat dan pesisir Koromandel India, berkembang tradisi tekstil bermordant dan ber-resist, seperti kalamkari dan chintz, yang berfungsi untuk kebutuhan ekspor ke berbagai wilayah melalui jalur perdagangan Samudra Hindia.


Foto: Tekstil resist buatan India yang ditemukan di Fustat, Mesir Abad 15-16. (Metmuseum.org)

Bukti arkeologisnya dapat ditemukan dalam jumlah besar di Fustat, kawasan kota tua di Mesir, yang menyimpan ribuan fragmen kain bercetak-blok dan resist dari India.

Teknik pewarnaan resist ini kemudian menyebar ke Nusantara melalui pelayaran lintas samudra yang membawa tidak hanya barang dagangan, tetapi juga keterampilan para pengrajin. Di Jawa, teknik ini tidak hanya diserap tetapi juga dikembangkan lebih lanjut menjadi bentuk seni tersendiri, yaitu batik.

Di tangan masyarakat Jawa, teknik malam dipadukan dengan alat khusus seperti canting dan cap. Ragam hias batik juga mulai memuat lapisan makna filosofis, struktur sosial, hingga simbolisme kosmologis, menjadikannya lebih dari sekadar teknik pewarnaan kain biasa.

Waktu pasti masuknya teknik batik ke Jawa memang belum dapat dipastikan. Sejarawan Belanda seperti G.G. Rouffaer dan H.H. Juynboll memperkirakan teknik ini mulai dikenal di Jawa pada abad ke-6 atau ke-7 melalui perantara India atau Sri Lanka.

Gambar: Batik Tertua yang Pernah Ditemukan, 1277-1308. (Sardjono dan Buckley)

Temuan kain batik biru-putih dari Sulawesi yang bertanggal antara 1277–1308 menunjukkan bahwa teknik batik telah mencapai tahap kematangan artistik di Indonesia sejak abad ke-13. Kain tersebut menunjukkan prosedur tutup-celup kompleks yang berkaitan erat dengan motif dan teknik khas Jawa maupun Bali.

Pada abad ke-18 hingga ke-19, pusat-pusat produksi batik seperti Surakarta, Yogyakarta, Pekalongan, dan Lasem menjadi tempat berkembangnya gaya-gaya batik yang khas.

Publikasi Thomas Stamford Raffles berjudul "The History of Java" pada tahun 1817 turut memperkenalkan pakaian batik kepada khalayak Eropa, menandai pengakuan internasional awal terhadap keunikan seni batik dari Jawa.

Dengan demikian, penyebaran teknik batik merupakan hasil dari jejaring budaya dan ekonomi lintas benua. Namun, bentuk batik yang paling kompleks secara teknis, paling kaya secara simbolik, dan paling mapan secara estetika justru lahir dan berkembang di Pulau Jawa.
 

Dari Mana Asal Batik Malaysia?


Gambar: Batik-batik Malaysia. (Nazir Amin/Wikimedia Commons)

Berdasarkan National Geographic Traveller Indonesia, Batik Sumatera berperan besar dalam memengaruhi seni batik di Semenanjung Melayu melalui jalur perdagangan sejak abad ke-13. Batik Sumatera sendiri memperoleh pengaruh kuat dari batik Jawa.

Perkembangan signifikan terjadi pada dekade 1920-an ketika para pembatik asal Jawa menetap di Pantai Timur dan memperkenalkan teknik malam serta penggunaan blok tembaga. Hal ini menandai dimulainya fase batik berteknik modern di Malaysia. 

Walaupun demikian, Malaysia telah mengembangkan batik dalam gaya khasnya selama berabad-abad. Pola-pola batiknya cenderung lebih besar, sederhana, dan didominasi warna cerah, berbeda dengan batik Jawa yang dikenal dengan motif detail serta nuansa warna lebih gelap. Motif yang populer di Malaysia umumnya berupa dedaunan dan bunga.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa teknik mirip batik memiliki lintasan sejarah panjang di berbagai budaya dunia. Namun, puncak perkembangan batik berada di Jawa, Indonesia, yang kemudian diakui oleh UNESCO pada 2009 sebagai warisan budaya dunia.

Karena fakta tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa batik berasal dari Indonesia. Walaupun begitu, batik Malaysia tetap memiliki ciri khasnya sendiri, sehingga tidak ada masalah jika menyebut batik dengan ciri khas Malaysia berasal dari Malaysia

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)