Basarnas evakuasi satu jenazah dari reruntuhan bangunan musala Ponpes Al Khoziny. Dokumentasi/ Basarnas Surabaya
Amaluddin • 6 October 2025 20:42
Surabaya: Sebanyak delapan santri asal Surabaya masih belum ditemukan dalam insiden musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo ambruk. Insiden tragis pekan lalu ini telah menelan puluhan korban jiwa dan melukai banyak santri lainnya.
Kepala BPBD Kota Surabaya, Irvan Widyanto, mengonfirmasi data terbaru hasil koordinasi dengan Basarnas. Delapan warga Surabaya masih dalam proses pencarian hingga Senin sore, 6 Oktober 2025.
"Per pukul 17.04 WIB, ada delapan warga Surabaya yang belum ditemukan. Kami terus berkoordinasi dengan Basarnas dan BPBD Sidoarjo agar seluruh korban bisa segera ditemukan,” kata Irvan, Senin, 6 Oktober 2025.
Pemerintah Kota Surabaya terus memantau perkembangan proses evakuasi di lokasi kejadian. Wali Kota Surabaya secara langsung mengunjungi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa.
"Pak Wali saat ini berkeliling ke rumah-rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa dan memberikan dukungan langsung kepada keluarga korban,” ujar Irvan.
Berdasarkan data BPBD Surabaya, total 49 warga Surabaya menjadi korban dalam tragedi ini. Dari jumlah tersebut, 41 orang telah berhasil dievakuasi dengan rincian 33 orang selamat dan 8 orang meninggal dunia.
Pemkot Surabaya berkomitmen memberikan pendampingan penuh kepada keluarga korban. "Kami akan terus memberikan pendampingan kepada keluarga korban, termasuk layanan psikososial bagi mereka yang masih menunggu kabar anggota keluarganya di posko informasi dan rumah duka," tandas Irvan.
Kedelapan santri asal Surabaya yang masih dalam pencarian adalah:
Muhammad Reza Syfai Akbar (15), warga Peneleh, Genteng
Abdul Halim (16), warga Sidotopo Wetan, Kenjeran
Afifudin Zarkasih (14), warga Balongsari, Tandes
Muhammad Ridwan Sahari (15), warga Bendul Merisi, Wonocolo
Farhan (17), warga Kutisari, Tenggilis Mejoyo
Achmad Albi Fahri (14), warga Ujung, Semampir
Muhammad Ali Siradjudin bin Ma'ruf, warga Dukuh Kupang, Dukuh Pakis
Muhamad Azam Habibi (14), warga Sidotopo Jaya, Surabaya