Satgas Cesium-137 melalui Menteri Lingkungan Hidup menetapkan kawasan Industri Modern Cikande, di Kabupaten Serang, Banten menjadi Kejadian Khusus Pencemaran Radiasi. Dokumentasi/ Metro TV
Yogyakarta: Ahli nuklir dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Yudi Utomo Imardjoko, mengatakan limbah radioaktif atau material Cesium-137 (Cs-137) yang ditemukan di Serang, Banten, harus ada pihak yang bertanggung jawab. Ia mengatakan pernah ada kiriman material berbahaya itu dari luar negeri beberapa waktu lalu.
"Kira-kira empat minggu lalu ada besi bekas yang dikirim pakai kapal tongkang dari Filipina itu mengandung Cesium-137 di dekat Tanjung Priok ketahuan. Lalu minta dikirim balik ke Filipina," kata Yudi saat dihubungi, Jumat, 3 Oktober 2025.
Yudi mengatakan kiriman barang demikian itu bisa ketahuan sehingga bisa dihentikan. Namun ia mempertanyakan kemungkinan pengiriman hal sama pada masa sebelum-sebelumnya namun tidak ketahuan.
"Yang sebelum-sebelumnya nggak ketahuan. Kenapa nggak ketahuan? Saya nggak tahu. Saya tak menelusuri lebih jauh kenapa tak sampai ketahuan dan bisa mencemari itu. Berarti itu sudah berkali-kali, tidak hanya sekali," jelas Yudi.
Pihaknya menduga kuat limbah radioaktif itu berasal dari luar negeri. Yudi kemudian mempertanya adanya pengiriman barang mengandung Cs-137 dari Filipina ke Indonesia.
"Artinya, bisa disimpulkan sementara Cesium-137 yang telanjur ada tempat peleburan besi itu mesti berasal dari luar negeri, bukan dari Indonesia. Saya mempertanyakan kenapa Filipina mengirim satu kontainer masuk ke Tanjung Priok ada Cesium-137. Kalau pakai logika, itu berasal dari luar negeri juga karena di Indonesia tidak ada reaktor PLTN yang bisa memproduksi cesium itu," kata Yudi.
Ia menambahkan hasil pengecekan di lokasi temuan limbah radioaktif diperkirakan dampak radiasi bisa mencapai 6 kilometer. Menurutnya, paparan dampak radiasi dengan jarak tersebut terlampau sangat luas.
"Dari hasil deteksi sampai radius 6 km, itu gede baget. Dari area itu yang terkena itu bisa radius 6 km persegi yang terkena. Itu terlalu besar," ucap Yudi.