Sustainable Development Goals (SDGs) Global Conference 2025. Dok UBL.
Jakarta: Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (Himahi) Universitas Budi Luhur (UBL) menggelar Sustainable Development Goals (SDGs) Global Conference 2025. Konferensi ini mempertemukan diplomat, akademisi, pelaku industri, aktivis, serta mahasiswa dari berbagai negara untuk memperkuat kolaborasi dalam isu pembangunan berkelanjutan.
Ketua BPH Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti, Julian Bongsoikrama, menekankan kegiatan ini memiliki peran penting dalam membentuk karakter mahasiswa sebagai pemimpin masa depan. Acara ini sangat penting karena memberikan banyak wawasan tentang mengapa kita harus peduli pada isu-isu keberlanjutan.
"Kami berharap mahasiswa Universitas Budi Luhur dapat menjadi agen perubahan yang kritis, mampu memimpin isu-isu SDGs, dan menerapkan aksi nyata melalui berbagai kegiatan, termasuk Green Campus dan program peduli lingkungan lainnya," ujar Julian dalam keterangannya, Jumat, 5 Desember 2025.
Deputi Rektor UBL Arief Wibowo menyampaikan Universitas Budi Luhur berkomitmen menjadi kampus yang peduli dengan isu-isu pembangunan berkelanjutan.
"Kami meyakini forum ini bukan sekadar ruang diskusi atau membicarakan gagasan di atas kertas saja, lebih dari itu, forum ini merupakan wadah untuk menghasilkan rekomendasi nyata dan komitmen kuat bagi aksi global," ujar Arief.
Melalui penyelenggaraan
SDGs Global Conference 2025, Himahi Universitas Budi Luhur menegaskan komitmennya sebagai wadah bagi generasi muda untuk berdialog, berkolaborasi, dan berkontribusi dalam isu-isu global. Acara ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperluas jejaring internasional serta memperkuat semangat aksi nyata demi masa depan yang lebih berkelanjutan.
Acara ini menghadirkan pembicara nasional seperti Tri Purnajaya dari Kementerian Luar Negeri, Pahala Simamora dari PT TAB & ExporKita.com, Stien J. Matakupan dari Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Arin Fithriana dari Universitas Budi Luhur, serta Jasmine Balqis Zahirah, aktivis muda pendiri NeGEN.
Selama konferensi berlangsung, para peserta aktif berdiskusi dan bertukar pandangan mengenai peran pemuda dalam menghadirkan solusi nyata untuk isu-isu lingkungan, pendidikan, dan keberlanjutan sosial. Suasana interaktif membuat peserta tidak hanya menerima materi, tetapi juga terlibat dalam dialog yang membuka wawasan baru.