Ilustrasi pemeriksaan kesehatan korban bencana. Foto: Istimewa.
M. Iqbal Al Machmudi • 3 December 2025 13:20
Jakarta: Para korban bencana di Sumatra Barat mengalami demam tinggi. Bahkan, kasus demam tinggi di Ranah Minang tertinggi di antara tiga provinsi terdampak banjir dan longsor Sumatra.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Agus Jamaludin, menyebut demam adalah keluhan yang paling cepat meningkat setelah banjir. Hal itu disebabkan karena kondisi lingkungan dan tempat tinggal yang belum pulih sepenuhnya pascabencana.
"Disebabkan juga karena pelindung tubuh yang kurang memadai selama mengungsi," kata Agus, dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 3 Desember 2025.
Pada periode 25–29 November 2025, tercatat 376 kasus demam dari lima kabupaten. Yakni, Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Pesisir Selatan, dan Tanah Datar.
Keluhan kesehatan lain yang banyak dilaporkan meliputi myalgia 201 kasus, gatal 120 kasus, dispepsia 118 kasus, ISPA 116 kasus, hipertensi 77 kasus, luka 62 kasus, sakit kepala 46 kasus, serta diare dan asma masing-masing 40 kasus.
Di Sumatra Utara, pola serupa terjadi. Kabupaten Tapanuli Selatan mencatat 277 kasus demam, diikuti myalgia 151 kasus, gatal 150 kasus, dispepsia 94 kasus, ISPA 96 kasus, hipertensi 75 kasus, luka-luka 45 kasus, sakit kepala 23 kasus, diare 23 kasus, dan asma 3 kasus (periode 25 November–1 Desember 2025).
| Baca juga: Pemerintah Minta Maaf Penanganan Bencana Sumatra Belum Maksimal |
