Laporan Natural Disaster Risk 2025 menempatkan Filipina dan Indonesia sebagai negara paling rawan bencana di dunia. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 9 December 2025 21:02
Jakarta: Bencana alam menjadi ancaman global yang terus meningkat, dipicu oleh perubahan iklim, pertumbuhan populasi, serta lokasi geografis banyak negara yang berada di jalur tektonik aktif. Fenomena tersebut mencakup gempa bumi, tsunami, badai siklon, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, hingga kebakaran hutan.
Secara global, bencana alam menelan sekitar 45.000 korban jiwa setiap tahun, atau sekitar 0,1 persen dari total kematian dunia. Meski persentasenya terlihat kecil, dampak sosial-ekonomi, kerusakan infrastruktur, dan gangguan lingkungan yang ditimbulkan sangat besar dan terus meningkat.
Laporan World Population Review berjudul Natural Disaster Risk by Country 2025 mengidentifikasi negara-negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi berdasarkan tiga indikator utama:
Risk Index – tingkat risiko keseluruhan,
Exposure – tingkat paparan terhadap bencana,
Vulnerability – kerentanan sosial dan infrastruktur negara tersebut.
Berikut negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia:
1. Filipina — Risk 46,9 | Exposure 40 | Vulnerability 55
Filipina berada di puncak daftar negara paling rawan bencana. Terletak di Pacific Ring of Fire, negara ini sangat rentan terhadap gempa bumi, tsunami, topan tropis, dan letusan gunung api. Tingginya tingkat kerentanan menunjukkan terbatasnya kapasitas mitigasi dan kekuatan infrastruktur dalam menghadapi bencana besar.
2. Indonesia — Risk 41,1 | Exposure 39,9 | Vulnerability 42,4
Sebagai negara kepulauan di Cincin Api Pasifik, Indonesia berada di urutan kedua. Tiga lempeng tektonik besar yang bertemu di wilayah Indonesia menyebabkan gempa bumi dan potensi tsunami yang berulang. Dengan 127 gunung api aktif serta meningkatnya kejadian banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem, risiko bencana di Indonesia bersifat multidimensi.
3. India — Risk 41 | Exposure 36 | Vulnerability 46,6
India menghadapi spektrum bencana yang sangat luas—siklon, banjir besar, kekeringan, longsor, hingga gempa bumi. Sebanyak 27 dari 29 negara bagian secara rutin terdampak bencana. Kawasan Himalaya rawan longsor dan gempa, sementara dataran rendah sering dilanda banjir. Perubahan iklim memperburuk frekuensi dan intensitas kejadian ekstrem ini.
4. Kolombia — Risk 37,8 | Exposure 31,5 | Vulnerability 45,3
Kolombia berada di jalur pegunungan Andes yang terhubung dengan Pacific Ring of Fire, menjadikan gempa bumi sebagai ancaman rutin. Pesisir Karibia rentan badai dan angin topan. Urbanisasi cepat, permukiman padat di lereng, serta eksploitasi lahan memperbesar risiko longsor dan banjir.
5. Meksiko — Risk 35,9 | Exposure 50,1 | Vulnerability 25,8
Meksiko memiliki paparan bencana tertinggi di dunia. Pantai Pasifik membuatnya rentan terhadap gempa dan tsunami, sementara wilayah pegunungan sering mengalami letusan gunung api dan longsor. Bencana utama kerap memicu bencana sekunder seperti banjir besar di berbagai daerah.
Kelima negara tersebut berada di kawasan dengan aktivitas tektonik dan cuaca ekstrem yang tinggi, menjadikan Pacific Ring of Fire sebagai wilayah paling berbahaya di dunia. Dengan urbanisasi yang terus bertambah, tekanan populasi, dan dampak perubahan iklim, upaya mitigasi, pembangunan sistem peringatan dini, serta peningkatan kesiapsiagaan masyarakat menjadi strategi vital untuk mengurangi dampak bencana di masa depan.
Baca juga:
10 Negara Paling Aman dari Bencana Alam Versi Indeks Risiko Dunia