Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (MI/HS)
Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama TNI dan Polri menyiapkan pengamanan berskala besar selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Sebanyak 2.903 posko pengamanan dan pelayanan didirikan untuk mengamankan 44.436 objek vital yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur.
"Ribuan posko disiagakan untuk memastikan masyarakat dapat beribadah, berlibur, dan beraktivitas dengan rasa aman. Ini bentuk kehadiran negara di tengah masyarakat,” kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Sabtu, 20 Desember 2025.
Operasi Lilin Semeru 2025 melibatkan 146.701 personel gabungan, terdiri dari 77.637 personel Polri, 13.775 personel TNI, serta 55.289 personel dari instansi terkait. Seluruh personel disebar ke 1.807 Pos Pengamanan, 763 Pos Pelayanan, dan 333 Pos Terpadu.
Pos-pos tersebut mengamankan ribuan titik vital, mulai dari gereja, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, kawasan wisata, hingga lokasi perayaan malam pergantian tahun. Pengamanan juga difokuskan pada jalur
transportasi utama dan daerah rawan kepadatan.
Menurut Khofifah, pengamanan Nataru tahun ini dirancang lebih menyeluruh seiring meningkatnya mobilitas masyarakat dan tingginya aktivitas publik di berbagai titik strategis.
Khofifah menekankan bahwa soliditas lintas sektor menjadi fondasi utama keberhasilan pengamanan Nataru. Ia mendukung penuh arahan Kapolri agar seluruh unsur pengamanan bekerja secara terkoordinasi dan responsif.
“Keberhasilan pelayanan Nataru merupakan tanggung jawab bersama. Sinergi dan soliditas menjadi kunci utama agar seluruh rangkaian perayaan berjalan aman dan kondusif,” ujar Khofifah.
Selain pengamanan, Khofifah juga memastikan kesiapan layanan pendukung, termasuk fasilitas kesehatan, pasokan listrik, dan ketersediaan BBM. Rumah sakit dan puskesmas diminta siaga, sementara
PLN dan Pertamina diminta menjaga keandalan layanan selama libur panjang.
"Jadi, pelayanan kesehatan siaga 24 jam selama libur nataru," kata Khofifah.

Ilustrasi. MI/Pius Erlangga
Berdasarkan survei
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) potensi pergerakan masyarakat selama Nataru 2025 diperkirakan mencapai 119,5 juta orang, meningkat hampir 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini diperberat dengan potensi cuaca ekstrem akibat sistem siklonik dan puncak musim hujan.
Untuk itu, pengamanan tidak hanya difokuskan pada aspek keamanan, tetapi juga antisipasi bencana, seperti banjir dan longsor, terutama di jalur rawan dan akses menuju objek vital. Posko terpadu di lokasi tersebut dilengkapi perlengkapan SAR guna mendukung respons cepat jika terjadi keadaan darurat.
Khofifah juga menitipkan pesan bagi warga yang hendak mudik atau bepergian lama agar tak lupa melapor ke pengurus RT/RW setempat guna meminimalisir potensi tindak kejahatan. “Keamanan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Dengan komunikasi yang baik, potensi gangguan keamanan bisa ditekan,” pungkas Khofifah.