Kondisi jalan Meuredu, Pidie Jaya yang berdebu. Foto: Metrotvnews.com/Fajri Fatmawati
Fajri Fatmawati • 17 December 2025 15:36
Pidie Jaya: Pascabanjir yang melanda wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, warga kini menghadapi masalah lanjutan berupa debu tebal. Lumpur sisa banjir yang mengering di jalan dan permukiman warga berubah menjadi debu yang beterbangan, terutama saat cuaca panas dan kendaraan melintas.
Kondisi tersebut sangat terasa di sepanjang jalan raya seperti di Jalan Meureudu dan permukiman warga. Debu dengan mudah tersebar ke udara ketika ada kendaraan yang melintas.
Agus, seorang warga Desa Berawang, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, yang terdampak banjir mengaku telah mengalami gangguan kesehatan akibat kondisi ini.
"Debunya parah sekali, memang harus pakai masker," ujarnya ketika ditemui Metrotvnews.com di jalan Meuredu, Rabu, 17 Desember 2025.
Ia menjelaskan bahwa kondisi jalan yang kering akibat terik matahari membuat debu semakin mudah beterbangan. "Kondisi jalan kan siang panas kering, jadi waktu mobil motor lewat itu debunya naik semua," tambah Agus.
Kondisi jalan Meuredu, Pidie Jaya yang berdebu. Foto: Metrotvnews.com/Fajri Fatmawati
Akibatnya, Agus mulai merasakan dampak kesehatan. "Ini saya sudah batuk-batuk, susah bernapas karena kehirup debu setiap hari," keluhnya.
Keluhan serupa juga disampaikan sejumlah warga lainnya di wilayah terdampak. Warga berinisiatif menggunakan masker sebagai bentuk perlindungan mandiri sementara.
Hingga saat ini, belum ada langkah konkret dari pihak berwenang untuk menangani masalah debu pascabanjir tersebut. Warga berharap agar dilakukan upaya penyiraman jalan atau penanganan lainnya untuk mencegah dampak kesehatan yang lebih luas.
"Ini sangat mengkhawatirkan mengingat paparan debu yang terus-menerus dapat memicu masalah pernapasan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita asma," jelas Agus.