Tertekan Dolar AS, Harga Minyak Dunia Tumbang

Ilustrasi. Foto: Unplash

Tertekan Dolar AS, Harga Minyak Dunia Tumbang

Annisa Ayu Artanti • 21 December 2024 10:42

Jakarta: Harga minyak turun pada perdagangan Jumat waktu setempat. Harga minyak dunia menuju penurunan mingguan yang cukup besar karena tertekan oleh dolar AS.
 
Selain itu harga minyak juga tertekan kekhawatiran akan permintaan, terutama di negara pengimpor minyak mentah terbesar di dunia, yaitu Tiongkok.
 
Melansir Investing.com, Sabtu, 21 Desember 2024, harga minyak Brent berjangka untuk pengiriman Februari turun 0,5 persen menjadi USD72,43 per barel, dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 2,4 persen menjadi USD68,91 per barel.

Minyak menuju kerugian mingguan

Kedua patokan minyak mentah ditetapkan untuk kehilangan sekitar tiga persen minggu ini, dengan sebagian besar kerugian mereka terjadi selama dua sesi terakhir.
 
Minyak mentah tertekan oleh dolar yang lebih kuat, karena greenback melonjak ke level tertinggi lebih dari dua tahun setelah The Fed mengisyaratkan laju penurunan suku bunga yang lebih lambat di tahun mendatang.
 
Baca juga: 

Harga Minyak Dunia Bervariasi, Trader Mencerna Sinyal Bank Sentral



Ilustrasi. Foto: ICDX
 
The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, seperti yang diharapkan, tetapi secara efektif mengurangi separuh perkiraan penurunan suku bunga pada tahun 2025, dengan para pembuat kebijakan sekarang hanya melihat dua potensi penurunan.
 
Bank sentral AS mengisyaratkan kehati-hatian atas inflasi yang tinggi dan ketahanan ekonomi AS, serta ketidakpastian atas potensi dampak inflasi dari kebijakan-kebijakan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
 
Bukti bahwa inflasi tetap tinggi terlihat pada hari Jumat sebelumnya setelah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), sebuah metrik inflasi yang dipantau secara ketat oleh Federal Reserve, naik 2,4 persen pada tahun ini hingga November, di atas 2,3 persen pada bulan Oktober.

Permintaan melemah dan kekhawatiran kelebihan pasokan

Pasar minyak juga tertekan oleh kekhawatiran akan lesunya permintaan, terutama di negara importir terbesar, Tiongkok. Impor minyak Tiongkok secara stabil cenderung lebih rendah pada tahun 2024, karena pertumbuhan ekonomi di negara itu gagal di tengah disinflasi yang terus-menerus.
 
Sementara Tiongkok memang menandai rencana untuk secara agresif meningkatkan belanja fiskal dan mendorong pertumbuhan, para pedagang menunggu rincian lebih lanjut tentang rencana ini.
 
Negara ini adalah importir minyak terbesar di dunia, dan telah menjadi titik kecemasan utama bagi pasar minyak dalam beberapa tahun terakhir.
 
Dari sisi suplai, prospek peningkatan produksi di AS juga membuat para trader tetap waspada terhadap potensi kelebihan pasokan di tahun mendatang. Trump telah bersumpah untuk meningkatkan produksi minyak domestik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)