Ketua DPP NasDem Willy Aditya. Foto: Medcom.id
Fachri Audhia Hafiez • 30 October 2023 12:37
Jakarta: Partai NasDem tak menyoal terkait rencana adanya ragam bantuan sosial (bansos) yang akan disalurkan pemerintah. Meskipun, penyaluran bansos dikhawatirkan jadi alat untuk meraup suara salah satu capres-cawapres.
"Saya kira rakyat sudah cerdas. Rakyat mempunyai filter dan alat ukur tersendiri dalam membuat keputusan," kata Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya saat dihubungi Medcom.id, Senin, 30 Oktober 2023.
Willy mengatakan bansos sejatinya jadi kebutuhan rakyat saat ini. Sebab, harga kebutuhan pokok yang melonjak hingga kelangkaan pangan.
"Ada 92,8 persen rakyat yang merasa harga kebutuhan pokok sudah tidak mampu lagi mereka jangkau," ucap Willy.
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu menyadari bansos digelontorkan sebagai solusi jangka pendek meringankan beban rakyat. Tetapi soal mampu mendulang suara pemilih atau tidak, butuh dicermati.
"Bansos sebagai solusi jangka pendek diperlukan, tapi apakah efektif atau tidak dalam menggaet suara rakyat? Itu harus dicermati. Karena efektivitas vote buying itu hanya berkisar 15-20 persen dan itu pun harus langsung antara kandidat dengan pemilih," ujar Willy.
Sebelumnya, Direktur eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah Putra mengatakan program bansos di tahun politik patut diduga sebagai langkah politis untuk tujuan keuntungan pihak tertentu. Program bansos yang berdekatan dengan pemilu jelas memicu mobilisasi pemilih yang memberikan efek tertentu, khususnya kepada pihak yang didukung pemerintah.
"Inilah mengapa perlu adanya agenda terukur yang dijalankan pemerintah, agar program pemerintah tidak dipolitisir untuk kepentingan politis. Bansos yang berdekatan dengan pemilu jelas memicu mobilisasi pemilih. Terlebih keluarga Jokowi (Presiden Joko Widodo) ikut kontestasi, Gibran (anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka) jelas diuntungkan," ungkap dia.