Jepang. Foto: Unsplash.
Tokyo: Pemerintah Jepang memangkas perkiraan pertumbuhan tahun ini karena konsumsi terpukul akibat kenaikan biaya impor seiring dengan melemahnya mata uang yen.
Dalam perkiraan yang direvisi, Pemerintah Jepang memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun fiskal berjalan yang berakhir pada Maret 2025 menjadi 0,9 persen dari 1,3 persen yang diproyeksikan pada Januari. Pemerintah Jepang merilis perkiraan pertumbuhan ekonominya pada Januari dan kemudian merevisinya sekitar Juli.
Beberapa anggota dewan ekonomi utama pemerintah menyuarakan keprihatinan atas pelemahan konsumsi baru-baru ini dan dampak buruk yang ditimbulkan oleh jatuhnya yen terhadap kondisi keuangan rumah tangga.
"Kita tidak bisa mengabaikan dampak melemahnya yen dan kenaikan harga terhadap daya beli rumah tangga,” kata anggota dewan sektor swasta, dilansir
Channel News Asia, Jumat, 19 Juli 2024.
Anggota dewan mengatakan pemerintah dan Bank Sentral Jepang harus mengarahkan kebijakannya dengan hati-hati terhadap penurunan mata uang yen.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pemerintah harus waspada terhadap dampak kenaikan harga, yang sebagian disebabkan oleh melemahnya yen, terhadap perekonomian.
Perkiraan baru ini berada di atas perkiraan sektor swasta sebesar 0,4 persen, mencerminkan harapan pemerintah peningkatan kenaikan upah, pemotongan pajak dan perpanjangan subsidi bahan bakar akan meningkatkan belanja konsumen.
Meskipun melemahnya yen memberikan dorongan bagi eksportir, hal ini telah menjadi sumber kekhawatiran bagi para pembuat kebijakan karena berdampak buruk pada konsumsi karena menggelembungkan biaya impor bahan bakar dan makanan.
Intervensi Pemerintah Jepang
Pemerintah Jepang diduga telah melakukan intervensi beberapa kali pada bulan ini untuk memperlambat penurunan yen dengan mengalihkan perhatian pasar kepada keputusan Bank of Japan (BOJ) untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan dua hari yang berakhir pada 31 Juli 2024.
BOJ juga kemungkinan akan memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk tahun fiskal ini pada pertemuan tersebut, yang mencerminkan penurunan peringkat historis produk domestik bruto (PDB) yang jarang terjadi. Saat ini mereka memproyeksikan pertumbuhan sebesar 0,8 persen pada tahun fiskal berjalan.
Namun BOJ memproyeksikan pertumbuhan akan meningkat pada tahun depan berkat belanja modal dan konsumsi yang kuat, dan tetap mempertahankan pandangan mereka bahwa perekonomian akan menopang pemulihan yang didorong oleh permintaan domestik.
Pemerintah Jepang memperkirakan perekonomian akan tumbuh 1,2 persen pada tahun fiskal 2025.