Mata uang dolar AS. Foto: Unsplash.
Jakarta: Peneliti Senior CORE Indonesia Etika Karyani menyebut, apabila Donald Trump memenangi pemilihan presiden di AS, dampaknya terhadap indeks dolar Amerika Serikat (AS) tidak akan signifikan.
Isu yang terdekat ini kan bagaimana kondisi Amerika Serikat setelah adanya potensi kemenangan Donald Trump yang cukup terbuka lebar pascamundurnya Joe Biden.
"Jika Trump kembali memenangi Pilpres, dampaknya terhadap indeks dolar AS tidak akan signifikan," ujar Etika, dilansir
Media Indonesia, Rabu, 24 Juli 2024.
Ketika Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS pada 2017 silam, indeks dolar AS memang mengalami penguatan sehingga melemahkan nilai tukar mata uang negara lain. Namun, untuk tahun ini, itu tidak akan banyak berpengaruh karena pasar lebih merujuk pada kebijakan Federal Reserve (The Fed).
"Apa yang terjadi pada 2017 tidak akan terulang. Karena apa? Ada potensi pasar justru melihat kebijakan The Fed itu mungkin akan lebih berperan dan kebijakan The Fed itu akan jadi longgar," tuturnya.
The Fed diprediksi bakal menurunkan suku bunga
Menurut Etika, The Fed mungkin bakal menurunkan suku bunga yang diekspektasikan sekali di 2024. Bank Indonesia memperkirakan itu bakal terjadi pada November 2024.
Di sisi lain, Trump mengatakan dirinya akan menghentikan perang Rusia dengan Ukraina dan perang Palestina melawan Zionis Israel apabila memenangi Pemilihan Presiden AS 2024. Namun, perang dagang dengan Tiongkok dinyatakan bakal tetap berlanjut.
"Kalau ini terjadi, ada potensi pasar saham di Asia justru berguguran karena kondisi Tiongkok sebagai salah satu negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu sedang mengalami permasalahan setelah pertumbuhan di kuartal II-2024 ini sebesar tercatat pertumbuhannya sampai 4,7 persen, yang sebelumnya diekspektasikan 5,1 persen. Kalau ini terjadi, harga saham di Asia akhirnya berguguran (akibat) dampak dari kebijakan Trump," tandas Etika.