Anindya Bakrie Minta Prabowo-Gibran Fokus Hilirisasi Mineral Kritis

Anindya Bakrie. Foto: Instagram.

Anindya Bakrie Minta Prabowo-Gibran Fokus Hilirisasi Mineral Kritis

M Ilham Ramadhan Avisena • 19 September 2024 13:21

Jakarta: Pengusaha Anindya Bakrie menyatakan optimismenya terhadap kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto dalam menjalankan roda pemerintahan. Sebabnya, mayoritas agenda yang diusung ialah kelanjutan dan berkelanjutan dari beragam program yang dijalankan pemerintahan saat ini.

"Fokus Pak Prabowo sebagai presiden adalah pada reformasi struktural, infrastruktur digital, dan transisi energi serta peningkatan nilai tambah ekonomi," tuturnya dikutip dari keterangan pers, Kamis, 19 Agustus 2024.

Anindya selaku CEO Bakrie Brothers berharap pemerintahan Prabowo-Gibran juga memfokuskan pada hilirisasi critical minerals. Menurutnya, Indonesia memiliki banyak critical minerals seperti nikel, tembaga, dan timah yang termasuk lima teratas di dunia, serta potensi energi terbarukan hingga 500 gigawatt (GW).

"Kita juga memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dilindungi dan dikapitalisasi untuk mendukung pertumbuhan industri," tutur dia.

Selain itu, Anindya juga mengungkapkan optimistis dengan potensi kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran terkait perdagangan bebas (FTA) dengan Amerika Serikat (AS). Dia menilai presiden terpilih bakal memperkuat FTA dengan Negeri Paman Sam.

Itu karena presiden terpilih dinilai memiliki kesempatan secara geopolitik untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia di Global South. "Tak hanya sebagai pemimpin Asia Tenggara, tetapi juga sebagai faktor penyeimbang antara Timur dan Barat yang justru dibutuhkan dunia," kata Anindya.

"Dan melihat rekam jejak beliau (Prabowo) dalam membangun diplomasi di masa lalu, termasuk sebagai Menteri Pertahanan saat ini, kita tidak bisa mengatakan hal lain selain optimis tentang apa yang bisa Indonesia lakukan ke depan," terang dia.
 

Baca juga: Selandia Baru Mempercepat Peningkatan Kapasitas Panas Bumi RI
 

Tanggung jawab terhadap lingkungan


Hal itu ia ungkapkan dalam Milken Asia Summit di Singapura. Anindya dalam kesempatan itu turut menjelaskan semakin banyaknya dunia usaha yang beralih ke green-shoring yang berbasis pada prioritas tanggung jawab terhadap lingkungan.

Dalam hal itu, Grup Bakrie menyadari perlunya memindahkan produksi ke daerah yang memprioritaskan tanggung jawab lingkungan yang juga membuka peluang investasi besar terutama di Indonesia.

Anindya menambahkan, Indonesia memimpin dengan potensi energi terbarukan dari biofuel, solar, dan geothermal dan menargetkan untuk memproduksi 23 persen energinya dari sumber terbarukan pada 2025, demi mendukung strategi net-zero jangka panjang.

Ia juga berpendapat di antara tantangan beralih ke green-shoring adalah memerlukan investasi signifikan dalam infrastruktur, teknologi hijau, dan kepatuhan ESG (Environmental, Social, and Governance), dengan pengembalian funding yang mungkin tertunda.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)