Jepang. Foto: Unsplash.
Tokyo: Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan diakhirinya era deflasi akibat kenaikan harga.
Pemerintah Jepang akan mengambil keputusan setelah menentukan perundingan upah tahunan antara pekerja dan manajemen yang dijadwalkan pada 13 Maret 2024 akan cukup kuat untuk mengimbangi kenaikan harga dan juga mempertimbangkan prospek tren harga.
"Jika terwujud, hal ini berarti Jepang akan terbebas dari deflasi yang menghambat aktivitas ekonomi selama lebih dari dua dekade," kata sumber, dilansir
Channel News Asia, Senin, 4 Maret 2024.
Pemerintah mengakui bahwa perekonomian Jepang mengalami deflasi untuk pertama kalinya pada 2001.
Pemerintah Jepang telah berjuang selama dua dekade terakhir untuk memutus lingkaran setan berupa rendahnya keuntungan perusahaan, rendahnya upah dan lemahnya konsumsi swasta.
Dalam mengakhiri deflasi, pemerintah akan meneliti berbagai indikator, seperti harga konsumen, biaya unit tenaga kerja, kesenjangan output dan deflator PDB.
Inflasi konsumen inti Jepang
Sebelumnya Inflasi konsumen inti Jepang pada Januari 2024 mengalahkan perkiraan dan bertahan pada target bank sentral sebesar dua persen. Data inflasi inti Jepang menjaga ekspektasi Bank Sentral Jepang (BOJ) akan mengakhiri suku bunga negatif pada April.
"Kenaikan sebesar 2,0 persen ini mengalahkan perkiraan median pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 1,8 persen," menurut data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, dilansir Channel News Asia, Selasa, 27 Februari 2024.
Namun, inflasi yang stabil juga menegaskan kembali ekspektasi kenaikan gaji yang besar akan ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan besar pada pembicaraan upah antara pekerja dan manajemen pada 13 Maret, sehingga membuka jalan bagi diakhirinya suku bunga negatif pada Maret atau April.