Ilustrasi ekonomi global. Foto: Unsplash.
Riyadh: Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat menjadi 2,6 persen pada 2024. Badan Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNTACD) menyoroti pemulihan keuangan pascapandemi yang tidak merata antarnegara.
UNCTAD mengungkapkan fokus pada inflasi, yang membayangi isu-isu penting lainnya seperti gangguan perdagangan, perubahan iklim, dan meningkatnya kesenjangan, mendorong perlambatan ekonomi di berbagai negara.
Kajian tersebut juga mencatat perekonomian Arab Saudi diperkirakan meningkat sebesar 2,7 persen pada 2024, turun 0,2 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya.
Di Asia, perekonomian Tiongkok diproyeksikan tumbuh sebesar lima persen pada 2024. Sementara output India akan meningkat sebesar enam persen, didorong oleh investasi publik yang besar dan pertumbuhan sektor jasa.
Di sisi lain, beberapa negara Eropa diperkirakan akan menghadapi perlambatan ekonomi pada 2024, dengan Prancis, Jerman, dan Italia diperkirakan tumbuh pada tingkat moderat masing-masing sebesar 1,3 persen, 0,9 persen, dan 0,8 persen.
"Di Amerika Utara, pembangunan masih relatif tangguh, meskipun tantangan terus berlanjut. Perekonomian AS diproyeksikan tumbuh sebesar dua persen pada 2024, mencerminkan kekhawatiran atas tingginya tingkat utang rumah tangga," jelas UNCTAD, dilansir
Arab News, Senin, 22 April 2024.
Di Amerika Selatan, pertumbuhan ekonomi melambat, Brasil diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,1 persen, terhambat oleh tekanan eksternal dan ketergantungan pada komoditas, sementara Argentina menghadapi kontraksi sebesar 3,7 persen akibat inflasi dan negosiasi utang yang rumit.
Selain itu, perekonomian Afrika akan tumbuh sebesar tiga persen tahun ini, dengan konflik bersenjata dan dampak iklim yang menimbulkan risiko signifikan bagi beberapa negara di benua tersebut.
Laporan tersebut juga menambahkan kesenjangan di pasar tenaga kerja terus meningkat pascapandemi, dengan pekerja di negara maju dan berkembang mengalami penurunan pendapatan.
“Hal ini menunjukkan manfaat pertumbuhan ekonomi semakin banyak dinikmati oleh pemilik modal dibandingkan pekerja, sehingga memperlebar kesenjangan upah dan kekayaan,” kata UNCTAD.
Pertumbuhan ekonomi global
Awal bulan ini, Dana Moneter Internasional (IMF) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi global, yang diperkirakan sebesar 3,2 persen pada 2023, diproyeksikan akan terus berlanjut pada kecepatan yang sama pada 2024 dan 2025.
IMF menambahkan inflasi global diperkirakan turun menjadi 5,9 persen tahun ini setelah rata-rata inflasi pada 2023 sebesar 6,8 persen. Namun IMF memperingatkan masih terlalu dini untuk menyatakan kemenangan dalam perang melawan inflasi.