Ilustrasi. Foto: Freepik.
Jakarta: Emas dan berlian sama-sama dikenal sebagai instrumen investasi berharga, tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.
Lalu mana yang lebih menguntungkan untuk jangka panjang? Berikut analisis perbandingannya, dilansir dari laman KoinWorks dan Galeri 24.
1. Perbandingan harga dan likuiditas
Harga awal emas batangan mulai dari Rp700 ribu per gram dan relatif mudah dijual di pasar, pegadaian, atau aplikasi investasi. Berlian, sebaliknya, umumnya dibanderol mulai puluhan juta rupiah tergantung kualitas, dan proses penjualannya lebih rumit karena memerlukan verifikasi keaslian.
Fluktuasi harga emas cenderung stabil dan dipengaruhi nilai dolar serta kondisi ekonomi global, sedangkan harga berlian lebih fluktuatif tergantung permintaan dan kelangkaan.
(Ilustrasi emas. Foto: Unplash)
2. Kelebihan dan risiko
Emas unggul dalam likuiditas tinggi, bisa dibeli secara cicilan melalui tabungan emas digital, dan nilainya cenderung naik dalam jangka panjang. Namun, harga emas sensitif terhadap kurs dolar dan penyimpanan fisiknya rentan pencurian kecuali dalam bentuk digital.
Berlian memiliki potensi lonjakan nilai yang signifikan jika berkualitas premium dan bersertifikat GIA, tahan inflasi, serta bernilai tinggi dalam ukuran kecil. Meski demikian, harga beli berlian relatif tinggi, sulit dijual cepat, memerlukan verifikasi tiga aspek utama—
cut, clarity, dan
color—serta berisiko terdapat produk palsu atau buatan laboratorium.
3. Mana yang lebih untung?
Untuk pemula atau investasi jangka pendek, emas dinilai lebih aman dan mudah dikelola. Berlian, di sisi lain, menawarkan potensi keuntungan besar bagi investor berpengalaman dengan pengetahuan mendalam.
Emas cocok bagi masyarakat menyimpan dana darurat karena harganya yang cenderung stabil, sementara berlian tepat untuk diversifikasi portofolio. Bagi masyarakat yang membeli berlian, diimbau untuk memiliki sertifikat GIA agar nilai berlian tetap terjaga saat dijual.
Bagi yang masih ragu, kombinasi keduanya bisa menjadi alternatif, misalnya dengan porsi 70 persen emas yang stabil dan likuid, serta 30 persen berlian yang memiliki potensi apresiasi tinggi. Baik emas maupun berlian memiliki keunggulan masing-masing, sehingga pilihan sebaiknya disesuaikan dengan tujuan finansial dan profil risiko investor. (
Muhammad Adyatma Damardjati)