Eks Presiden Kongo Dijatuhi Hukuman Mati atas Pengkhianatan

Kinshasa: Pengadilan militer Republik Demokratik Kongo (DRC) menjatuhkan vonis mati pada Selasa, 30 September 2025, secara in absentia terhadap mantan presiden Joseph Kabila atas tuduhan pengkhianatan. Kabila, 54 tahun, dinyatakan bersalah atas persekongkolan dengan kelompok bersenjata M23 yang menguasai wilayah timur Kongo dengan bantuan Rwanda.

Mengutip dari India Today, Rabu, 1 Oktober 2025, Kabila meninggalkan DRC pada 2023 dan sempat muncul kembali di Goma, daerah kekuasaan M23, pada Mei lalu. Kehadirannya memicu kegelisahan di Kinshasa. 

Jaksa militer Jenderal Lucien Rene Likulia menuduh Kabila berencana menggulingkan Presiden Felix Tshisekedi, dengan dakwaan tambahan mencakup pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan yang dikaitkan dengan operasi M23.

Partai Kabila mengecam persidangan ini sebagai “pengadilan politik.” Kabila sendiri menyebut pemerintahan Tshisekedi sebagai “kediktatoran” dan berjanji melakukan perlawanan.

Kabila berkuasa antara 2001 hingga 2019 setelah menggantikan ayahnya, Laurent-Desire Kabila, yang terbunuh. 

Meski DRC menandatangani perjanjian damai dengan Rwanda di Washington pada Juni lalu, serta kesepakatan gencatan senjata dengan M23 di Qatar pada Juli, kekerasan terhadap warga sipil tetap terjadi.

Laporan PBB bahkan menyebut semua pihak berpotensi melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Meski vonis mati telah dijatuhkan, penangkapan Kabila dinilai kecil kemungkinannya. Banding ke Mahkamah Kasasi masih memungkinkan, meski terbatas pada keberatan prosedural, bukan pada pokok perkara. Situasi keamanan di timur DRC pun masih diliputi ketidakpastian dengan banyaknya kelompok bersenjata yang aktif.

Baca juga:  Puluhan Orang Tewas dalam Serangan Pemberontak Pro-ISIS di Kongo Timur