RUU Pemotongan Pajak Trump Lolos Senat AS, Segera Disahkan Jadi Undang-Undang

Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)

RUU Pemotongan Pajak Trump Lolos Senat AS, Segera Disahkan Jadi Undang-Undang

Eko Nordiansyah • 30 June 2025 07:57

Washington: Senat AS meloloskan RUU pemotongan pajak dan belanja utama Presiden Donald Trump. Kelolosan RUU dengan selisih suara tipis ini menandai langkah prosedural utama menuju pengesahan undang-undang tersebut sebelum reses 4 Juli mendatang.

Dikutip dari Xinhua, paket setebal 940 halaman, yang secara resmi diberi judul One Big Beautiful Bill Act, disetujui dalam pemungutan suara prosedural 51-49 Sabtu larut malam, yang menjadi panggung untuk debat formal.

RUU tersebut bertujuan untuk memperpanjang pemotongan pajak 2017, memotong pajak lainnya, dan meningkatkan belanja militer dan keamanan perbatasan, sekaligus mengimbangi kerugian pendapatan melalui pemotongan besar-besaran pada Medicaid, kupon makanan, energi terbarukan, dan program kesejahteraan sosial lainnya.

Pemungutan suara tersebut menyusul perundingan intens selama berjam-jam di balik pintu tertutup saat para pemimpin Republik dan Wakil Presiden JD Vance berupaya menyatukan mayoritas Senat partai yang tipis. Senator Ron Johnson dari Wisconsin membalikkan penolakan awalnya dan memberikan suara mendukung RUU tersebut setelah diskusi tertutup.

Senator Thom Tillis dari North Carolina, salah satu dari dua anggota Partai Republik yang memberikan suara menentang RUU tersebut, menyatakan kekhawatiran atas usulan pemotongan Medicaid, yang akan berdampak signifikan pada negara bagian asalnya. Senator Rand Paul dari Kentucky juga menentang undang-undang tersebut, mengkritik ketentuannya untuk menaikkan pagu utang nasional sebesar USD5 triliun.
 

Baca juga: 

Cetak Rekor! Pendapatan Tarif Trump akan Capai USD27 Miliar di Juni



(Presiden AS Donald Trump. Xinhua/Hu Yousong)

RUU dinilai menguntungkan orang kaya

Anggota Demokrat menyuarakan penentangan keras, memperingatkan RUU tersebut akan menguntungkan orang kaya secara tidak proporsional sementara merugikan warga Amerika berpenghasilan rendah.

Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer menuduh Partai Republik terburu-buru dalam proses tersebut dan bersikeras agar seluruh RUU dibacakan dengan lantang di ruang sidang Senat sebelum debat dapat dimulai.

"Jika anggota Senat Republik tidak memberi tahu rakyat Amerika apa isi RUU ini, maka Demokrat akan memaksa majelis ini untuk membacanya dari awal hingga akhir," kata Schumer.

Setelah pemungutan suara, para senator kemungkinan akan menghadapi debat semalaman dan proses amandemen yang panjang di hari-hari mendatang. Jika RUU tersebut lolos di Senat, RUU tersebut akan kembali ke DPR untuk pemungutan suara terakhir sebelum menuju Gedung Putih.

mantan kepala Departemen Efisiensi Pemerintah dan CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk menegaskan kembali penentangannya terhadap RUU tersebut. Pada Sabtu, ia menulis di X bahwa RUU tersebut akan "menghancurkan jutaan pekerjaan di Amerika dan menyebabkan kerugian strategis yang sangat besar bagi negara kita."

"RUU tersebut memberikan bantuan kepada industri di masa lalu sementara sangat merusak industri di masa depan," tambahnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)