HIV/AIDS di Tasikmalaya Meningkat di Kalangan Pelajar Mahasiswa dan Pekerja

Ilustrasi pelajar. Metrotvnews.com/Medcom.id

HIV/AIDS di Tasikmalaya Meningkat di Kalangan Pelajar Mahasiswa dan Pekerja

Media Indonesia • 5 August 2025 21:44

Tasikmalaya: Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami peningkatan sejak Januari 2024, hingga Juni 2025, mencapai 1.444 orang. Meroketnya kasus penyakit menular itu terbanyak pada usia produktif.

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, berupaya mengendalikan dengan memperbanyak skrining mencapai 169.196 orang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengatakan tercatat ada 83 orang positif HIV sejak Januari 2025 hingga Juni 2025, setelah dilakukan skrining terhadap 10.091 orang. Selain itu, satu kasus positif diderita oleh balita dan delapan orang meninggal.

"Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya sejak Januari hingga Juni 2025 tercatat delapan orang meninggal, berdasarkan usia 1-10 tahun 1 kasus, 11-20 tahun 13 kasus, 21-30 tahun 46 kasus atau 54 persen, 31-40 tahun 18 kasus atau 22 persen, 41-50 tahun 3 kasus, 51-60 tahun 3 kasus. Namun, kasus paling banyak hubungan sejenis lelaki seks dengan lelaki (LSL) atau usia produktif dari kalangan pelajar, mahasiswa dan pekerja," kata Uus, Selasa, 5 Agustus 2025.

Uus mengatakan kasus HIV/AIDS cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan, sejak 2022 tercatat 145 kasus, 2023 tercatat 145 kasus, 2024 ada 169 kasus, dan 2025 ada 83 kasus. Akan tetapi, kelompok risiko yang tertular HIV/AIDS antara lain lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria, wanita pekerja seks (WPS) dan usia produktif rentan terpapar.

"Untuk kasus HIV/AIDS di Tasikmalaya yang terpapar paling tinggi di Kecamatan Cihideung 188 kasus, Tawang 186 kasus, Cipedes 146 kasus, Kawalu 99 kasus, Indihiang 82 kasus, Mangkubumi 79 kasus, Bungursari 73 kasus, Cibeureum 70 kasus, Tamansari 64 kasus, Purbaratu 46 kasus dan lainnya 411 kasus. Kelompok usia produktif sangat rentan hingga ditemukan usia balita terpapar HIV/AIDS ketika lahir dan Dinkes melakukan pengobatan gratis memberikan obat antiretroviral (ARV)," ujar Uus.

Baca: 

Depok Catat 171 Kasus HIV/AIDS Periode Januari-Mei, Mayoritas Pria


Menurut Uus, peningkatan kasus HIV/AIDS menjadi perhatian semua lantaran banyak usia produktif yang terpapar. Berbagai upaya pencegahan masih terus dilakukan dengan memeriksa masyarakat berisiko tinggi termasuk ibu hamil, TB, IMS, LSL, WPS, Waria, penasun, WBP. Pemeriksaan yang terus dilakukan terhadal risiko tinggi jenis kelamin laki-laki tercatat 69 orang atau 85 persen dan perempuan 14 orang atau 15 persen.

"Kami akan terus melakukan edukasi agar masyarakat dapat melakukan pemeriksaan  karena penyakit tersebut rentan infeksi. Saya mengingatkan kasus HIV/AIDS dapat disembuhkan meski harus rajin berobat, dan tidak berpotensi menular melalui salaman, pelukan, berbagi alat makan, air ludah, keringat, pengguna alat toilet, tapi menular melalui cairan tubuh, darah, air susu ibu, sperma, vagina," pungkas Uus.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Lukman Diah Sari)