Jangan Teriak! Ini Adab Membangunkan Sahur yang Benar Menurut Islam

Membangunkan sahur di Indonesia. (Laman Portal Kabupaten Blora)

Jangan Teriak! Ini Adab Membangunkan Sahur yang Benar Menurut Islam

Riza Aslam Khaeron • 16 March 2025 14:09

Jakarta: Bulan Ramadan adalah bulan penuh keberkahan dan keutamaan bagi umat Islam di seluruh dunia. Ramadan yang dimulai sejak Sabtu, 1 Maret 2025 menjadi momen untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki diri.

Salah satu kebiasaan yang sering terjadi di bulan Ramadan adalah membangunkan sahur. Sahur merupakan sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam karena membawa keberkahan. Namun, cara membangunkan sahur kerap menjadi kontroversi, terutama ketika dilakukan dengan cara yang berlebihan atau mengganggu ketenangan orang lain.
 

Larangan Membangunkan Sahur dengan Teriakan dan Kebisingan

Mengutip Ustadz Ammi Nur Baits dari KonsultasiSyariah.com, membangunkan orang untuk sahur atau salat tahajud di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak dilakukan dengan teriak-teriak atau menabuh kentongan.

"Cara membangunkan orang untuk sahur atau shalat tahajud di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan dengan teriak-teriak, menabuh kentongan, atau memutar kaset murattal di masjid dengan keras. Justru ini bisa mengganggu orang yang sedang shalat malam atau beristirahat," ucap Ustadz Ammi.

Beliau menambahkan bahwa kebiasaan membangunkan sahur dengan suara keras atau kebisingan bertentangan dengan prinsip ketenangan dalam Islam.

Bacaan Al-Qur'an dan Hukum Membangunkan Sahur

Terkait dengan bacaan Al-Qur’an yang diperdengarkan dengan keras saat membangunkan sahur, Ustadz Ammi mengingatkan tentang perintah Allah dalam Surat Al-A’raf ayat 204:

"Apabila dibacakan Alquran, perhatikanlah dan diamlah, agar kalian diberi rahmat." (QS Al-A’raf: 204)

Berdasarkan ayat ini, Ustadz Ammi menjelaskan bahwa memperdengarkan bacaan Al-Qur'an untuk membangunkan sahur bisa jadi tidak tepat karena seseorang yang tidur tidak dapat memperhatikan dan mendengarkan bacaan tersebut.

"Membangunkan sahur dengan memperdengarkan bacaan Al-Qur’an mungkin terdengar baik, namun ini bisa menjadi tidak tepat karena orang yang tidur tidak bisa memperhatikan bacaan tersebut," tambah Ustadz.
 
Baca Juga:
Ancaman Bagi Orang Mokel, Apa Itu?
 

Cara Membangunkan Sahur yang Benar

Ustadz Ammi Nur Baits menegaskan bahwa cara membangunkan sahur yang benar adalah dengan adzan awal, sebagaimana yang dilakukan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adzan ini dilakukan sebelum terbit fajar oleh Bilal bin Rabah.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i disebutkan:

"Sesungguhnya Bilal melakukan adzan di malam hari (sebelum subuh) untuk membangunkan orang yang tidur di antara kalian dan orang yang tahajud bisa kembali istirahat (untuk persiapan subuh)." (HR. An-Nasa’i, 2170)

Ustadz Ammi juga menyebutkan bahwa di masa Rasulullah SAW, ada dua kali adzan menjelang subuh:

1. Adzan Bilal – Dilakukan sebelum terbit fajar untuk membangunkan orang untuk sahur.

2. Adzan Ibnu Ummi Maktum – Dilakukan setelah terbit fajar sebagai penanda waktu salat Subuh.

Dalam hadits lain dari HR Bukhari disebutkan:

"Sesungguhnya Bilal melakukan adzan di malam hari (sebelum subuh). Makan dan minumlah kalian, sampai Ibnu Ummi Maktum melakukan adzan." (HR. Bukhari 7247)

Adapun Otbah bin Ishaq, sosok dikenal sebagai Musaharati (pembangun sahur) pertama di Mesir pada masa Fatimiyah. Ia biasa membangunkan warga di kawasan Al-Fustat dengan mengucapkan hadis Rasulullah, yaitu:

"Makanlah sahur, karena dalam sahur ada keberkahan." (HR. al-Bukhaari, 1923; Muslim, 1095)Dengan demikian, cara membangunkan sahur yang benar adalah dengan mengikuti sunah Rasulullah melalui adzan pertama yang dilakukan oleh Bilal bin Rabah. Bukan dengan suara keras atau kebisingan yang dapat mengganggu orang lain.

Membangunkan sahur adalah anjuran yang sangat dianjurkan dalam Islam karena membawa keberkahan. Namun, membangunkan sahur harus dilakukan dengan cara yang benar dan tidak mengganggu ketenangan orang lain.

Berdasarkan sunah Rasulullah, cara membangunkan sahur yang benar adalah dengan adzan awal seperti yang dilakukan oleh Bilal bin Rabah. Menghindari kebisingan, teriakan, atau suara keras adalah bentuk menjaga adab dan menghormati orang lain saat menjalankan ibadah di bulan Ramadan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)