Ilustrasi. Foto: Freepik.
Jakarta: Harga bitcoin mengalami penurunan lebih dari dua persen pada Minggu, 13 April 2025 akibat pesan beragam dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai kebijakan tarif terhadap barang elektronik buatan Tiongkok.
Melansir Decrypt, Senin, 14 Maret 2025, ketidakpastian ini memicu kekhawatiran di kalangan pedagang aset kripto dan berdampak pada pelemahan harga Bitcoin serta aset digital lainnya.
Bitcoin, aset kripto terbesar di dunia, terpantau merosot ke level USD83.482 selama sesi perdagangan Asia. Penurunan ini mengikis sebagian keuntungan yang berhasil dicapai pada pekan sebelumnya. Sementara itu, Ethereum, kripto terbesar kedua, juga turun di bawah USD1.600, dan altcoin mencatatkan kinerja beragam berdasarkan data CoinGecko.
(Ilustrasi bitcoin. Foto: Dok KBI)
Pemicu gejolak pasar kripto
Pemicu utama gejolak pasar kripto ini adalah pernyataan Trump di platform Truth Social. Ia mengklarifikasi, meskipun beberapa barang elektronik Tiongkok dikecualikan sementara dari tarif "timbal balik" 10 persen, produk-produk tersebut tetap akan dikenakan tarif terpisah sebesar 20 persen. Tarif tambahan ini dikaitkan dengan alasan keamanan nasional dan penegakan hukum terkait fentanil.
"Tidak ada seorang pun yang 'lepas dari tanggung jawab' atas neraca perdagangan yang tidak adil, dan hambatan tarif non-moneter, yang telah digunakan negara lain terhadap kita, terutama Tiongkok, yang sejauh ini memperlakukan kita dengan paling buruk!" tulis Trump. Ia menegaskan tidak ada "pengecualian" tarif yang diumumkan Jumat.
Menteri Perdagangan Howard Lutnick juga menyatakan bahwa tarif khusus sektor untuk barang elektronik akan diberlakukan dalam dua bulan ke depan. Kebijakan ini menambah ketidakpastian di pasar, meskipun pasar ekuitas terlihat lebih stabil menanggapi penundaan sementara tersebut.
Analis pasar menilai bahwa pesan Trump telah menciptakan sentimen negatif di kalangan investor kripto, yang cenderung lebih sensitif terhadap gejolak kebijakan perdagangan global. Ketakutan akan dampak inflasi dan perlambatan ekonomi turut memperburuk tekanan jual di pasar aset digital.
Dengan situasi ini, para pelaku pasar diimbau untuk tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan perdagangan AS-Tiongkok, yang dapat terus memengaruhi volatilitas harga Bitcoin dan aset kripto lainnya dalam jangka pendek. (
Avifa Aulya Utami Dinata)