Ilustrasi. Foto: Dok Anadolu
Jakarta: Indonesia resmi bergabung dengan BRICS, sebuah organisasi antar pemerintah yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Keanggotaan Indonesia menandai babak baru dalam dinamika ekonomi dan geopolitik global.
Melansir laman OCBC NISP, BRICS yang awalnya bermula sebagai forum kerja sama ekonomi, telah berkembang menjadi blok geopolitik yang signifikan. Didirikan pada 2009, BRICS kini telah berkembang pesat dan telah menambahkan beberapa anggota baru, termasuk Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
Arab Saudi juga aktif berpartisipasi meskipun belum menjadi anggota resmi. Ekonomi gabungan negara-negara BRICS mencakup sekitar 30 persen permukaan bumi dan 45 persen populasi global, menunjukkan potensi ekonomi yang sangat besar, termasuk rencana penerbitan mata uang sendiri.
Mata uang BRICS
Pada KTT BRICS 2023 di Afrika Selatan, negara-negara BRICS berkomitmen untuk mempelajari kelayakan adanya mata uang bersama baru atau yang serupa.
Perdagangan internasional yang lebih mudah dan adil, serta pengurangan besar dalam biaya transaksi akan menjadi beberapa alasan mengapa negara-negara tersebut dapat membentuk serikat mata uang.
Selain itu, BRICS juga memiliki sistem pembayaran khusus melalui BRICS Pay. Inisiatif ini dimulai pada KTT BRICS 2015 di Rusia, yang saat itu para anggota membicarakan sistem pembayaran yang akan menjadi alternatif bagi sistem SWIFT.
Tujuannya adalah untuk awalnya beralih ke penyelesaian dalam mata uang nasional. Bank Sentral Rusia menyoroti manfaat utamanya sebagai cadangan dan redundansi jika terjadi gangguan pada sistem SWIFT.
(Ilustrasi BRICS. Foto: TASS)
Potensi ekonomi yang besar
Gabungan PDB nominal negara-negara anggota awal BRICS mencapai USD28 triliun (sekitar 27 persen dari PDB global), sementara PDB berdasarkan paritas daya beli mencapai sekitar USD65 triliun (33 persen dari PDB global).
Cadangan devisa gabungan diperkirakan mencapai USD5,2 triliun (data tahun 2024). Angka-angka ini menjadikan BRICS sebagai kekuatan ekonomi yang dapat menyaingi blok G7 yang selama ini didominasi negara-negara maju.
Kehadiran BRICS juga ditandai oleh inisiatif-inisiatif ekonomi, seperti New Development Bank, BRICS Contingent Reserve Arrangement, BRICS Pay, dan BRICS Joint Statistical Publication. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan sistem ekonomi alternatif yang lebih inklusif dan representatif.
Dampak keanggotaan Indonesia di BRICS
Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS didorong oleh tujuan untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara BRICS dan negara-negara dunia selatan dalam berbagai bidang, termasuk pembangunan berkelanjutan dan reformasi sistem multilateral. Indonesia melihat potensi besar untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi melalui keanggotaan di BRICS.
Dengan bergabungnya Indonesia, BRICS akan semakin memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi global yang signifikan. Pembentukan mata uang bersama, jika terwujud, akan menjadi tonggak sejarah dalam sistem keuangan internasional.
Selain itu, langka ini memberikan alternatif bagi negara-negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang negara maju dan menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil dan seimbang. Namun, proses pembentukan mata uang bersama ini memerlukan kajian mendalam dan kerjasama yang erat di antara negara-negara anggota. (
Laura Oktaviani Sibarani)