Anjum Kasmani, yang menjadi salah satu delegasi Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia 2025 (AIMEP). Foto: Metrotvnews.com
Muhammad Reyhansyah • 20 September 2025 11:05
Jakarta: Anjum Kasmani, pengacara asal Australia yang menjadi salah satu delegasi Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia 2025 (AIMEP), mengaku terkesan dengan pengalaman langsungnya mempelajari Islam dan budaya di Indonesia.
“Dalam program AIMEP, kami terlibat dalam pertukaran pelajar untuk mempelajari budaya serta praktik keagamaan Muslim di Indonesia. Kami juga menjalani pelatihan di sini. MasyaAllah, ada banyak kesamaan sekaligus perbedaan dengan pengalaman kami di Australia. Hingga saat ini programnya sangat berkesan, padahal baru berjalan setengahnya,” kata Kasmani saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jumat, 19 September 2025.
Ia menyebut kunjungannya kali ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya bertemu peserta AIMEP Indonesia di Australia. Selama berada di Indonesia, Kusmani mengaku mendapat banyak pengalaman baru, mulai dari pertemuan dengan Alissa Wahid hingga mengunjungi pesantren dan Masjid Istiqlal.
“Beliau adalah sosok perempuan yang begitu menginspirasi, berasal dari keluarga yang juga penuh teladan. Kami berkesempatan mengunjungi pesantren yang indah, dan sambutan hangat dari mereka sangat menyentuh hati. Kini, kami berada di Masjid Istiqlal, salah satu masjid terbesar di dunia,” ujarnya.
Kasmani juga melakukan penelitian di Madura mengenai tradisi Islam lokal. “Penelitian saya di Madura menyoroti praktik hadroh, shalawat, serta maulid di Indonesia, khususnya di sebuah pesantren berusia 350 tahun. Madura tampak sebagai bumi yang dipenuhi shalawat—tanah keyakinan, tanah cinta, dan tanah tempat masyarakat melantunkan doa dengan penuh penghayatan dan harapan. Pengalaman ini benar-benar mengesankan,” katanya.
Menurutnya, keramahan Muslim Indonesia merupakan hal yang paling mengesankan. “Menurut saya, dunia masih belum banyak mengetahui tentang umat Islam di Indonesia. Inilah rahasia besar yang seakan disembunyikan dari kami. Masya Allah, umat Islam di Indonesia dikenal ramah dan berhati mulia, dengan penekanan utama pada akhlak serta adab,” tutur Kusmani.
Ia juga menilai keistimewaan Indonesia tidak hanya dimiliki oleh umat Muslim, melainkan juga agama lain. “Demikian pula bagi seorang Kristen, Hindu, atau Buddha di Indonesia. Ada hal istimewa dalam identitas tersebut, yakni berasal dari budaya yang mengajarkan kemampuan untuk melihat orang lain bukan semata dari kepercayaan yang dianut, melainkan dari siapa dirinya sebagai manusia,” ujarnya.
Ia menilai sambutan yang diterimanya di Indonesia sangat luar biasa. Menurutnya, mereka diterima bukan hanya sebagai saudara seiman, tetapi juga sebagai warga Australia. Ia menyebut ada banyak hal yang bisa dipelajari kedua pihak, seraya menilai apa yang dimiliki masyarakat Indonesia sangat istimewa
“Cara kami disambut di Indonesia sebagai warga Australia benar-benar mengesankan. Kami diterima sebagai saudara sesama umat sekaligus sebagai orang Australia, dan hal ini menunjukkan interaksi yang indah. Ada banyak pelajaran yang dapat kami ambil dari masyarakat Indonesia, begitu pula sebaliknya. Kami ingin berbagi apa yang kami miliki, namun saya percaya apa yang dimiliki Indonesia jauh lebih istimewa,” pungkasnya.