Ilustrasi pertambangan hijau. Foto: Menpan.go.id
Jakarta: Sektor tambang tidak selalu memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Sejumlah perusahaan tambang nasional sudah menunjukkan komitmennya menerapkan pertambangan hijau melalui praktik tanggung jawab lingkungan yang sistematis dan terukur.
Menurut pengamat tambang dan energi Ferdy Hasiman, ada sejumlah perusahaan tambang yang sudah bertanggung jawab mewujudkan pertambangan hijau, di antaranya PT Vale Indonesia Tbk, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Inalum.
Ferdy mengaku sudah melihat langsung ke wilayah operasi perusahaan tambang yang menjadi bagian dari grup MIND ID itu. Mulai dari reklamasi bekas tambang, konservasi lingkungan, hingga pemberdayaan masyarakat, semuanya sudah sesuai standar pertambangan hijau ramah lingkungan.
"Ini bukti nyata tambang tidak harus identik dengan kerusakan," kata Ferdy, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 24 Juli 2025.
Wujudkan pertambangan hijau
PT Vale Indonesia di Sorowako, Sulawesi Selatan (Sulsel), misalnya. Perusahaan tersebut tidak hanya menjaga kebersihan Sungai Matano yang menjadi sumber PLTA, tetapi juga mengembangkan persemaian modern seluas 2,5 hektare untuk memproduksi hingga 700 ribu bibit tanaman per tahun.
Langkah serupa juga ditunjukkan ANTAM yang telah menanam hampir lima juta pohon di area pascatambang, DAS, dan pesisir. Sementara di Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Antam juga mendukung agenda
Net Zero Emission 2060 melalui program ESG yang menyentuh langsung isu-isu keberlanjutan.
Sementara itu, INALUM aktif merehabilitasi kawasan strategis Danau Toba sebagai bentuk komitmen terhadap konservasi air dan keanekaragaman hayati. Total area reklamasi pascatambang yang dijalankan MIND ID Group telah mencapai lebih dari 7.000 hektare per 2024.
PTBA juga melakukan langkah tak kalah progresif melalui konservasi terumbu karang di Pulau Pahawang, Lampung. Selain itu, juga melakukan reklamasi 2.146 hektare lahan tambang pada 2022. Sedangkan PT Timah Tbk (TINS) menanam lebih dari 18 ribu pohon mangrove dan mengembangkan Kampoeng Reklamasi sebagai destinasi ekowisata di Bangka.
"BUMN tambang kini jadi wajah baru sektor ini. Mereka menunjukkan pertambangan hijau bukan jargon, tapi sebuah keharusan," papar Ferdy.