Setelah Hari Penentuan, Trump Sebut AS akan Dukung Keputusan Apapun dari Israel

Warga Israel mengucapkan selamat atas kemenangan Donald Trump. (EPA-EFE/Abir Sultan)

Setelah Hari Penentuan, Trump Sebut AS akan Dukung Keputusan Apapun dari Israel

Riza Aslam Khaeron • 16 February 2025 12:27

Washington DC: Setelah tenggat waktu kritis pada Sabtu, 15 Februari 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa negaranya akan mendukung keputusan apa pun yang diambil oleh Israel terkait situasi di Gaza. Pernyataan ini muncul setelah Hamas gagal memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan untuk membebaskan semua sandera yang masih ditahan.

Sebagai konteks, pada Senin, 10 Februari 2025, Trump menyampaikan pernyataan keras terkait situasi tersebut, “Sejauh yang saya pedulikan, jika semua sandera tidak dikembalikan pada Sabtu pukul 12 siang – saya rasa itu waktu yang tepat – saya akan mengatakan, batalkan semua dan biarkan neraka meledak,” ujar Trump seperti dilaporkan CNN. Ia juga mengungkapkan bahwa, “Kamu akan tahu, dan mereka akan tahu – Hamas akan tahu apa yang saya maksud,” saat ditanya lebih lanjut mengenai konsekuensi dari "neraka akan lepas” di Gaza.

“Hamas telah merilis tiga sandera dari Gaza, termasuk seorang warga negara Amerika. Mereka tampak dalam kondisi baik! Namun, ini berbeda dari pernyataan mereka minggu lalu yang menyebutkan tidak akan ada sandera yang dilepaskan. Israel sekarang harus memutuskan apa yang akan mereka lakukan terkait tenggat waktu pukul 12.00 hari ini yang saya tetapkan untuk pembebasan SEMUA SANDERA. Amerika Serikat akan mendukung keputusan mereka!” tulis Trump melalui platform Truth Social pada Hari Sabtu, melansir Jerusalem Post pada Minggu, 16 Februari 2025.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan terima kasih kepada Trump atas dukungannya yang tegas terhadap Israel selama krisis ini. Netanyahu menegaskan bahwa kombinasi penguatan pasukan IDF di sekitar Jalur Gaza dan sikap tegas Trump telah membantu membebaskan tiga sandera, meskipun Hamas sebelumnya menolak pembebasan mereka.

“Kombinasi penguatan pasukan IDF di sekitar Jalur Gaza dan sikap tegas Presiden Trump telah membantu pembebasan tiga sandera kami hari ini,” ungkap Netanyahu dalam pernyataan resminya pada Sabtu malam. Ia juga menambahkan bahwa Israel menghargai dukungan penuh AS terhadap keputusan-keputusan Israel terkait Gaza ke depannya.
 

Baca Juga:
Hari Penentuan: Ultimatum Trump ke Hamas, Nyata atau Sekadar Omon-omon?

Meskipun demikian, Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata, sehingga mengancam untuk menunda pembebasan sandera berikutnya. Israel, melalui IDF, membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa mereka terus berupaya keras untuk mengembalikan semua sandera yang tersisa.

Kepala Staf IDF, Letjen Herzi Halevi, mengungkapkan bahwa pasukannya sedang mempersiapkan rencana ofensif sambil tetap melakukan upaya besar untuk membebaskan para sandera.

“Bersamaan dengan kegembiraan besar yang datang dengan kembalinya setiap sandera, kami di IDF mengingat tugas kami untuk membawa mereka semua kembali,” ujar Halevi seperti dilaporkan Jerusalem Post.

Situasi ini mencerminkan ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Hamas, dengan kemungkinan kembali ke konflik terbuka jika semua sandera tidak dibebaskan. Netanyahu sebelumnya menyatakan bahwa jika Hamas tidak memenuhi tenggat waktu, maka gencatan senjata akan berakhir, dan IDF akan melanjutkan pertempuran intensif hingga Hamas dikalahkan secara tegas.

Pernyataan Trump yang memberikan kebebasan penuh kepada Israel untuk menentukan langkah mereka selanjutnya telah memicu reaksi beragam. Ketua Otzma Yehudit, Itamar Ben Gvir, menyerukan agar pemerintah Israel memanfaatkan momen ini untuk mengambil tindakan tegas terhadap Hamas.

“Mereka tidak mengembalikan semua sandera! Pemerintah sayap kanan harus mengadopsi kata-kata Presiden Trump dan melancarkan serangan terhadap Hamas,” tegas Ben Gvir.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)