Tentara Pakistan bersiaga di area yang berbatasan dengan Afghanistan. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 12 October 2025 09:28
Kabul: Kelompok Taliban dan pasukan Pakistan terlibat baku tembak sengit di sepanjang perbatasan Afghanistan–Pakistan, yang memicu seruan menahan diri dari Iran, Qatar, dan Arab Saudi. Bentrokan bersenjata ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan setelah terjadinya serangan udara terhadap ibu kota Afghanistan, Kabul, awal pekan ini.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan di bawah Taliban, Enayatullah Khwarizmi, mengatakan pada Sabtu malam bahwa pasukannya telah melakukan serangan balasan yang “berhasil” terhadap militer Pakistan sebagai tanggapan atas “pelanggaran berulang” dan serangan udara Islamabad di wilayah Afghanistan.
Ia menyebutkan di platform X bahwa operasi tersebut berakhir tepat tengah malam.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Pakistan Mohsin Naqvi menyebut serangan Afghanistan tersebut “tidak beralasan” dan menegaskan bahwa pasukan Pakistan akan membalas tiap-tiap serangan.
“Serangan oleh pasukan Afghanistan terhadap penduduk sipil merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. Pasukan pemberani Pakistan telah memberikan respons cepat dan efektif bahwa tidak ada provokasi yang akan ditoleransi,” tulisnya di X, dikutip dari Al Jazeera, Minggu, 12 Oktober 2025.
Radio Pakistan, mengutip beberapa sumber keamanan, melaporkan bahwa serangan Afghanistan terjadi di sekitar enam lokasi di sepanjang perbatasan.
Media tersebut menyebutkan bahwa serangan itu memicu “respons kuat dan intens” dari Angkatan Darat Pakistan, serta menayangkan cuplikan video tembakan senjata dan artileri yang menerangi langit malam.
Belum ada keterangan apakah bentrokan tersebut telah berakhir.
Pertempuran ini terjadi beberapa hari setelah ledakan mengguncang Kabul dalam sebuah serangan udara yang oleh Taliban dituding dilakukan Pakistan. Islamabad tidak mengklaim tanggung jawab atas serangan udara di hari Kamis tersebut.
Namun, Pakistan menuduh pemerintahan Taliban di Afghanistan selama ini menampung para ekstremis Taliban Pakistan yang menyerang wilayah Pakistan dengan dukungan dari musuh bebuyutannya, India.
New Delhi membantah tudingan tersebut, sementara Taliban menegaskan bahwa mereka tidak mengizinkan wilayahnya digunakan untuk menyerang negara lain.
Meningkatnya ketegangan ini memicu keprihatinan di kawasan. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyerukan kedua negara tetangga itu “untuk menahan diri.”
“Posisi kami adalah bahwa kedua pihak harus menahan diri,” kata Araghchi dalam wawancara langsung di televisi pemerintah, dikutip oleh kantor berita AFP, seraya menambahkan bahwa “stabilitas” antara kedua negara akan “berkontribusi terhadap stabilitas kawasan.”
Qatar juga menyampaikan “keprihatinan mendalam” atas meningkatnya ketegangan dan “potensi dampaknya terhadap keamanan serta stabilitas kawasan.”
Kementerian Luar Negeri Qatar menyerukan agar “kedua pihak mengutamakan dialog dan diplomasi, menahan diri, serta berupaya meredakan perselisihan dengan cara yang membantu mengurangi ketegangan, menghindari eskalasi, dan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan.”
Arab Saudi turut menyampaikan keprihatinan. “Kerajaan menyerukan penahanan diri, menghindari eskalasi, serta mengedepankan dialog dan kebijaksanaan untuk membantu menurunkan ketegangan serta menjaga keamanan dan stabilitas kawasan,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi.
“Kerajaan menegaskan dukungannya terhadap semua upaya regional dan internasional yang bertujuan mempromosikan perdamaian dan stabilitas, serta komitmen berkelanjutan untuk menjamin keamanan demi mewujudkan stabilitas dan kemakmuran bagi rakyat Pakistan dan Afghanistan yang bersaudara,” tambahnya.
Baca juga: Taliban Salahkan Pakistan atas Ledakan di Kabul