Hamas Kecam Kazakhstan yang Hendak Normalisasi Hubungan dengan Israel

Doha: Kelompok pejuang Palestina Hamas mengecam langkah Kazakhstan yang berencana memulihkan hubungan dengan Israel melalui keikutsertaannya dalam Perjanjian Abraham (Abraham Accords).

Dalam pernyataannya pada Jumat kemarin, Hamas menyebut keputusan Kazakhstan itu sebagai bentuk pembenaran atas tindakan Israel yang, menurut kelompok tersebut, telah menewaskan lebih dari 68.800 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023.

“Deklarasi Kazakhstan untuk bergabung dengan Abraham Accords dan memperkuat hubungan dengan entitas kriminal Zionis [Israel] adalah langkah yang tidak dapat diterima dan memalukan,” kata Hamas dalam pernyataannya.

Dikutip dari Antara, Sabtu, 8 November 2025, kantor Presiden Kazakhstan membenarkan rencana negara itu untuk bergabung dengan Perjanjian Abraham sebagai bagian dari kebijakan luar negeri yang menekankan keterlibatan diplomatik global.

Presiden AS Donald Trump kemudian secara resmi mengumumkan bahwa Kazakhstan akan bergabung dengan negara-negara yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel.

Kazakhstan dan Israel sendiri telah menjalin hubungan diplomatik sejak 1992, yang terus diperkuat melalui pertukaran kunjungan pejabat tinggi dan keberadaan kedutaan besar di masing-masing negara.

Perjanjian Abraham, yang diluncurkan oleh Amerika Serikat pada 2020, bertujuan menormalisasi hubungan Israel dengan sejumlah negara Arab. Sejauh ini, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko telah menandatangani perjanjian tersebut.

Gedung Putih sebelumnya juga menyatakan keinginan agar lebih banyak negara Arab menjalin hubungan diplomatik dengan Israel selama masa jabatan kedua Trump.

Baca juga: Hamas Serahkan Satu Lagi Jenazah Sandera Israel ke Palang Merah