Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ade Hapsari Lestarini • 18 October 2025 14:00
Jakarta: Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan semakin intens, bukan hanya di sektor industri dan investasi, tetapi juga di bidang keuangan. Sejumlah bank asal Negeri Ginseng kini beroperasi aktif di Indonesia dan ikut memperkuat jembatan bisnis antara dua negara tersebut.
Berikut ulasan dan urutan bank Korea yang beroperasi di Indonesia.
1. Bank Woori Saudara
Di antara deretan pemain asal Korea yang hadir di Tanah Air, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (
BWS) memiliki modal atau ekuitas yang paling besar. Emiten dengan kode ticker SDRA ini memiliki ekuitas Rp13,77 triliun dengan modal inti tier 1 sebesar Rp11,43 triliun berdasarkan laporan keuangan Juni 2025.
Dengan modal yang besar, BWS memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 31,11 persen, tergolong besar di antara bank asal Korsel. Total aset BWS tercatat Rp58,28 triliun pe akhir Juni 2025 dan masukan dalam dua besar bank asal Korea terbesar.
2. Bank KEB Hana Indonesia
Di urutan kedua ada PT Bank KEB Hana Indonesia, anak usaha Hana Financial Group. Entitas yang dikenal dengan nama Hana Bank ini memiliki ekuitas Rp11,75 triliun dengan total aset Rp52,13 triliun per akhir Juni 2025.
3. PT Bank KB Indonesia Tbk
Di urutan ketiga PT Bank KB Indonesia Tbk yang memiliki ekuitas Rp8,37 triliun dengan modal inti tier 1 sebesar Rp6,56 triliun. Meski anak usaha KB Bank ini memiliki ekuitas terbesar ketiga, namun KB Indonesia memiliki total aset terbesar di antara bank asal Korea dengan nilai Rp83,63 triliun.
Perbankan Korea agresif berinvestasi
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis menilai perbankan asal Korea tergolong agresif dalam berinvestasi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Hal ini menjadikan bank asal Korean bukan lagi tergolong pemain kecil, namun sudah masuk ke segmen menengah dalam industri perbankan RI. Keseriusan mereka ekspansi di Indonesia terlihat dari suntikan modal ke entitas dalam negeri cukup besar dan akan ditambah seiring dengan kebutuhan masing-masing entitas," ujar dia, Sabtu 18 Oktober 2025.
Khusus untuk BWS, dia menilai entitas ini memiliki modal yang lebih dari cukup untuk menopang ekspansi bisnis hingga lima tahun mendatang. BWS juga dinilai berhasil memadukan efisiensi operasional dengan strategi ekspansi digital yang konsisten. Di sisi lain, BWS juga berhasil mengamankan tambahan likuiditas dari induknya senilai USD500 juta di 2025 yang semakin memperkuat struktur permodalan perusahaan.
"Mereka tidak hanya mengandalkan dukungan modal dari Woori Bank Korea, tetapi juga mampu membangun basis nasabah lokal yang loyal," kata dia.
Modal yang besar, tuturnya, juga bisa menjadi buffer yang kuat apabila terjadi pemburukan kualitas aset bila makro ekonomi yang kurang bersahabat. Hal ini akan dipandang positif oleh para deposan besar karena penilaian mereka menempatkan dana adalah tingkat Kesehatan bank.
"Ada beberapa faktor individu atau institusi menempatkan dana di suatu bank. Tentunya tingkat Kesehatan, modal besar, dan CAR yang besar menjadi salah atu ukuran Utama karena dana deposan tersebut sudah terlalu besar sehingga di atas penjaminan LPS," jelas dia.
Keberadaan bank-bank Korea di Indonesia juga mencerminkan semakin eratnya hubungan ekonomi kedua negara, terutama di tengah meningkatnya investasi sektor otomotif, baterai kendaraan listrik, dan manufaktur berteknologi tinggi. Melalui pembiayaan, layanan remitansi, dan kerja sama perdagangan lintas negara, mereka memainkan peran penting dalam memperlancar arus modal dan transaksi bisnis bilateral.