Ekskavator mengambil biji-bijian untuk dimasukkan ke kapal kargo di pelabuhan Izmail, Ukraina, 26 April 2023. (AP/Andrew Kravchenko)
Chornomorsk: Menentang blokade efektif Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan Ukraina, dua kapal kargo bernama Resilient Africa dan Aroyat tiba di pelabuhan Chornomorsk pada Sabtu kemarin dengan menggunakan rute baru di perairan Laut Hitam.
Mengutip dari laman Independent, Minggu, 17 September 2023, dua kapal mencapai Chornomorsk untuk memuat hampir 20.000 ton gandum untuk pasar Afrika dan Asia, kata Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov melalui media sosial. "Kapal-kapal tersebut akan mengirimkan gandum ke Mesir dan Israel," sambungnya.
Kedua kapal kargo tersebut berlokasi di antara delta Sungai Danube di Ukraina dan Odessa, lapor Bloomberg. Kapal-kapal tersebut berbendera Palau dan awaknya berasal dari Turki, Azerbaijan, Mesir, dan Ukraina.
Kapal-kapal tersebut merupakan kapal pertama yang mencapai pelabuhan Ukraina setelah Rusia menarik diri dari perjanjian gandum Laut Hitam, yang ditengahi PBB dan Turki pada Juli 2022 untuk memerangi krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Moskow ke Ukraina.
Sejak Rusia keluar dari perjanjian tersebut, harga biji-bijian dan minyak sayur telah meningkat dan diperkirakan akan semakin tinggi jika perjanjian tersebut tidak dilanjutkan.
Ukraina bulan lalu mengumumkan "koridor kemanusiaan" di perairannya untuk melepaskan kapal-kapal yang terperangkap di pelabuhannya sejak awal invasi pada Februari 2022.
Komoditas Pangan
Setidaknya lima kapal sejauh ini telah meninggalkan pelabuhan Odesa, menggunakan koridor yang mengelilingi pantai barat Laut Hitam dekat Rumania dan Bulgaria. Kyiv yang selama ini menjadi produsen dan eksportir pangan global juga ingin menggunakan koridor tersebut untuk ekspor pangannya.
"Meski PBB tidak terlibat dalam pergerakan kapal-kapal tersebut, kami menyambut baik semua upaya untuk memulai kembali perdagangan normal, terutama komoditas pangan penting yang membantu memasok dan menstabilkan pasar pangan global," kata seorang pejabat PBB yang tidak mau disebutkan namanya.
"Kami melanjutkan upaya kami untuk memfasilitasi ekspor produk pertanian dari Ukraina dan Federasi Rusia," lanjutnya.
Namun, perjalanan kapal-kapal tersebut berisiko karena Rusia memperingatkan bahwa mereka akan memperlakukan kapal mana pun yang menuju ke pelabuhan Ukraina sebagai pembawa senjata. Angkatan Laut Rusia pada bulan Agustus menembaki sebuah kapal kargo untuk memaksanya berhenti untuk pemeriksaan.
"Untuk menghentikan kapal secara paksa, tembakan peringatan dilepaskan dari senjata otomatis," kata Kementerian Pertahanan Rusia. Helikopter Ka-29 yang membawa tentara Rusia kemudian dikerahkan untuk memeriksa kapal tersebut.
Baca juga:
Kapal Kargo Berisi Gandum Mulai Berlayar Lagi dari Pelabuhan Ukraina