Ilustrasi--armada pemadam kebakaran Kabupaten Bulukumba, Sulsel. (MGN/Musdalifah AT)
11 September 2023 16:47
Bulukumba: Tak habis habis pilu yang dirasakan petugas damkar Bulukumba, Sulawesi Selatan. Tidak hanya alat pelindung diri (APD) yang tidak layak, mereka pun mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan saat melaksanakan tugas.
Kejadian tidak mengenakkan dialami petugas pemadam kebakaran Kabupaten Bulukumba, saat akan memadamkan api di Desa Balangpesoang Kecamatan Bulukumpa, Senin, 11 September 2023.
Petugas damkar yang baru saja tiba di lokasi dilempari sandal oleh Kepala Desa Balangpesoang. Tidak hanya itu kepala desa juga menyuruh petugas pulang dan melarang untuk masuk ke lokasi kebakaran di salah satu sekolah.
"Jadi kami baru datang tiba tiba dilempari sandal sama Pak Kepala Desa, terus kami disuruh pulang," ujar Irwan Hamsah, salah seorang petugas damkar Bulukumba.
Irwan mengungkapkan dirinya sempat meminta izin untuk masuk ke lokasi kebakaran kepada kepala desa usai menempuh jarak sekitar 30 kilometer. Dengan waktu tempuh mencapai 40 menit ke lokasi kebakaran, Irwan berharap para petugas bisa memadamkan api agar tidak meluas dan menjalar ke tempat lain.
"Tapi dia (Kepala Desa Balangpesoang) larang untuk masuk, bahkan dia bilang tak usah datang," tegasnya.
Sementara itu, Takdir, salah seorang petugas Satpol PP dan damkar meminta kepada Kepala Desa Balangpesoang bernama Herman agar meminta maaf kepada para petugas damkar, karena tindakan tersebut merupakan bentuk penghinaan terhadap petugas.
"Kami tidak menerima perlakuan Pak Desa Balangpesoang yang tidak etis. Kita ini sudah bawa nyawa keluar tapi diperlakukan tidak manusiawi. Dia harus meminta maaf," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Balangpesoang Herman Sahir yang dikonfirmasi via telepon mengaku insiden itu hanya salah paham.
Herman Sahir membantah telah melempar sandal kepada para petugas damkar. Tapi dia mengaku sangat kesal karena para petugas damkar datang terlambat.
"Bukan saya lempari, kebetulan itu sandal warna coklat ada di luar di jalanan terus saya buang ke rumahnya kena mobilnya," dalih Herman.
Ia mengungkapkan kesal karena petugas damkar datang terlambat, padahal menurutnya ada mobil damkar yang stand by di Kantor Kecamatan Bulukumpa.
Herman Sahir mengaku sudah menelepon camat dan mengabarkan perihal kebakaran tersebut dan menurutnya petugas damkar sudah ke lokasi tapi setelah ditunggu bahkan dua jam tidak datang.
"Ini petugas damkar tidak ada yang datang padahal ada di kantor camat, sementara sekolah sudah habis terbakar," jelas Herman