Ilustrasi emas. Foto: Unplash
Annisa Ayu Artanti • 13 January 2025 10:41
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) diperdagangkan sedikit menurun yakni di sekitar USD2.690 pada awal perdagangan sesi Asia hari ini.
Penurunan ini disebabkan oleh penguatan dolar AS yang didorong oleh data ketenagakerjaan AS (Non-Farm Payroll/NFP) yang lebih kuat dari perkiraan.
Namun, permintaan safe-haven akibat ketidakpastian seputar kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dan meningkatnya risiko geopolitik membantu membatasi pelemahan emas.
Menurut analisis Dupoin yang disampaikan oleh Andy Nugraha, kombinasi pola
candlestick dan indikator
Moving Average yang terbentuk saat ini menunjukkan tren
bullish masih mendominasi pada XAU/USD.
"Proyeksi hari ini mengindikasikan harga emas berpotensi naik hingga USD2.701 sebagai target terdekat. Namun, jika terjadi
reversal, penurunan harga dapat mencapai USD2.675," tulis dia dalam analis harian, Senin, 13 Januari 2025.
Dia menjelaskan, dukungan terhadap harga emas juga datang dari risiko geopolitik global. Ketegangan di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina yang terus berlanjut menjadi katalis utama.
Selain itu, serangan Israel yang semakin intensif di Gaza serta laporan serangan di Lebanon selatan meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven.

Ilustrasi emas. Foto: Freepik
Emas terdorong sentimen pelantikan Trump
Di sisi lain, ketidakpastian seputar kebijakan Trump menjelang pelantikannya turut memberikan dukungan terhadap harga emas, meskipun dolar AS tetap dalam posisi bullish.
Di pasar global, XAU/USD sempat melonjak ke USD2.689 pada Senin, mendekati level psikologis di USD2.700. Meski demikian, data ketenagakerjaan AS yang lebih kuat pada hari Jumat lalu telah mengubah ekspektasi pasar terhadap kebijakan Federal Reserve.
Laporan NFP yang positif membuat pelaku pasar memprediksi The Fed hanya akan memangkas suku bunga sebesar 30 basis poin sepanjang tahun ini, dibandingkan perkiraan awal sebesar 45 basis poin.
Hal ini memberikan tekanan tambahan pada emas, yang tidak memberikan imbal hasil.
Para pejabat The Fed juga mengisyaratkan bahwa suku bunga kemungkinan besar akan tetap tinggi dalam waktu lama, dengan penurunan hanya akan dilakukan ketika inflasi benar-benar terkendali.
Meskipun demikian, ketidakpastian kebijakan moneter The Fed dan prospek penurunan suku bunga yang lebih lambat tidak sepenuhnya melemahkan momentum bullish emas. Imbal hasil obligasi AS yang tetap tinggi dan Dolar AS yang kuat hanya sedikit membatasi ruang kenaikan logam mulia ini.
Andy mencatat, meskipun tekanan dari Dolar AS cukup kuat, jalur paling mudah untuk XAU/USD saat ini adalah ke arah atas.
"Dengan dukungan teknikal dan fundamental yang solid, emas masih memiliki potensi untuk melanjutkan tren bullish dalam jangka pendek," kata dia.
Kesimpulannya, harga emas hari ini diprediksi masih berada dalam tren bullish dengan potensi kenaikan hingga mendekati level psikologis USD2.700.
"Risiko geopolitik, ketidakpastian kebijakan Trump, dan ekspektasi terhadap langkah The Fed menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan logam mulia ini," jelas dia.