Ilustrasi kemiskinan. Foto: dok MI/Immanuel Antonius.
Andhika Prasetyo • 6 January 2025 13:54
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tingkat kemiskinan di Indonesia menunjukkan tren penurunan yang signifikan di sepanjang 2024.
Angka kemiskinan pada 2023 yang berada di level 9,36 persen berhasil turun menjadi 9,03 persen pada 2024. Itu diikuti tingkat kemiskinan ekstrem yang juga menurun dari 1,12 persen menjadi 0,83 persen.
Selain itu, ketimpangan yang diukur melalui rasio gini juga membaik dari 0,388 pada 2023 menjadi 0,379 pada 2024.
"Dari sisi kemiskinan, gini ratio dan tingkat pengangguran terjadi penurunan, ini artinya membaik. Ini adalah hasil kerja bersama dan terutama APBN yang terus bekerja luar biasa keras melindungi masyarakat dan ekonomi," kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
Selain indikator kemiskinan dan ketimpangan, pasar tenaga kerja juga menunjukkan perkembangan positif. Tingkat pengangguran juga menurun dari 5,32 persen pada 2023 menjadi 4,91 persen pada 2024.
Sri Mulyani memaparkan, di sepanjang 2024, telah tercipta 4,78 juta lapangan kerja baru, termasuk peningkatan signifikan pekerja formal berstatus buruh atau karyawan sebesar 3,44 juta, sehingga total pekerja formal sejauh ini mencapai 56,2 juta orang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: dok Biro Kemenkeu
Baca juga: Tanggulangi Kemiskinan, Indonesia Belajar dari Tiongkok dan Brasil |