Didominasi Nikel, Realisasi Investasi Hilirisasi Capai Rp280,8 Triliun

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani. MI/Insi Nantika Jelita

Didominasi Nikel, Realisasi Investasi Hilirisasi Capai Rp280,8 Triliun

Insi Nantika Jelita • 29 July 2025 14:47

Jakarta: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan realisasi investasi hilirisasi mencapai Rp280,8 triliun hingga semester I-2025. Nilai tersebut setara 29,8 persen dari total realisasi investasi nasional, tumbuh 54,8 persen dibandingkan semester I tahun sebelumnya.

Rosan menjelaskan dari total investasi hilirisasi, sebesar Rp193,8 triliun berasal dari sektor mineral, dengan nikel sebagai komoditas unggulan yang menyerap investasi hingga Rp94,1 triliun.

"Investasi hilirisasi ada peningkatan. Sektornya memang dari mineral, utamanya nikel," ujarnya dalam konferensi pers Realisasi Investasi Kuartal II dan Semester I 2025 di Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025.

Lebih lanjut, Rosan menerangkan pengembangan industri nikel diarahkan untuk memperkuat ekosistem baterai kendaraan listrik (EV battery). Pemerintah bersama sejumlah BUMN telah memulai proyek pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik, dari tambang nikel hingga produksi sel baterai, battery pack, hingga fasilitas daur ulang. Proyek tersebut disebut memiliki investasi sebesar USD9,8 miliar.

"Ada yang sudah mulai ground breaking dan sekarang sedang berjalan. Diperkirakan akan ada investasi yang masuk lagi," tutur Rosan.

Setelah nikel, komoditas lain yang berkontribusi dalam investasi hilirisasi ialah tembaga dengan menyumbang Rp40 triliun, bauksit Rp27,7 triliun, besi baja Rp21,5 triliun, serta timah sebesar Rp3,5 triliun. Sementara itu, beragam mineral lain seperti pasir silika, emas, perak, kobalt, mangan, batubara, aspal Buton, dan logam tanah jarang menyumbang total investasi sebesar Rp7 triliun.

"Ada beberapa proyek hilirisasi yang tengah dalam tahap finalisasi, seperti di komoditas bauksit. Ini menunjukkan tren positif terhadap prospek investasi ke depan," tambah Rosan.
 

Baca juga: 

Pengiriman 50 Pesawat Boeing Paling Cepat 2031-2032



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

5 provinsi investasi hilirisasi terbesar

Lebih lanjut, ia menjalankan sepanjang semester I 2025, lima provinsi mencatatkan realisasi investasi hilirisasi terbesar. Sulawesi Tengah menjadi yang tertinggi dengan capaian Rp55,4 triliun atau 19,7 persen dari total nasional, terutama dari aktivitas pengolahan nikel di kawasan industri Morowali dan sekitarnya.

Maluku Utara menyusul di posisi kedua dengan nilai investasi Rp33,9 triliun (12,1 persen). Provinsi ini juga menjadi pusat pertumbuhan hilirisasi nikel, terutama melalui pengembangan kawasan industri strategis seperti Halmahera Industrial Park. Sementara itu, Jawa Barat mencatatkan investasi hilirisasi sebesar Rp28,7 triliun (10,2 persen), yang berasal dari sektor manufaktur dan pengolahan berbasis agroindustri, kimia, serta logam.

Rosan menegaskan bahwa dominasi wilayah di luar Jawa, khususnya Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, sangat strategis mengingat besarnya cadangan sumber daya mineral di kawasan tersebut.

"Kalau kita lihat, cadangan nikel dunia 42,5 persen ada di Indonesia. Sebagian besar berada di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Dua keunggulan kompetitif ini harus dimanfaatkan secara optimal," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)