Rusia Usulkan Tunda Perang jika Diberikan Wilayah Timur Ukraina

Donald Trump, Volodymyr Zelensky, Vladimir Putin. (CNN)

Rusia Usulkan Tunda Perang jika Diberikan Wilayah Timur Ukraina

Riza Aslam Khaeron • 9 August 2025 13:43

Kyiv: Rusia dikabarkan mengusulkan penghentian perang di Ukraina dengan syarat diberikan kendali penuh atas wilayah timur negara tersebut. 

Melansir Kyiv Independent pada 8 Agustus 2025 yang mengutip laporan Wall Street Journal (WSJ), yang memperoleh informasi dari pejabat Eropa dan Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan proposal gencatan senjata itu dalam pertemuan dengan utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff. 

Usulan ini mencakup penghentian total permusuhan jika Kyiv menarik pasukannya dari Oblast Donetsk, sehingga memberi Moskow kendali penuh atas Donetsk, Luhansk, dan Crimea.

Berdasarkan laporan WSJ, proposal Putin terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah penarikan pasukan Ukraina dari Donetsk sehingga garis depan membeku. Tahap kedua adalah pertemuan Trump dan Putin untuk menyusun rencana perdamaian final yang nantinya akan dinegosiasikan bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Saat ini, Ukraina masih menguasai sebagian wilayah utara Zaporizhzhia, Kherson, dan sebagian Donetsk.

Meski Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa pertemuan antara Witkoff dan Putin tidak menghasilkan terobosan besar dalam negosiasi damai, ia mengumumkan pada 8 Agustus 2025 bahwa dirinya akan bertemu langsung dengan Putin pada 15 Agustus di Alaska untuk pertama kalinya.

Trump bahkan menyinggung kemungkinan adanya pertukaran wilayah dalam kesepakatan damai antara Moskow dan Kyiv.

"Kita melihat wilayah yang telah diperebutkan selama tiga setengah tahun... Kita sedang melihat hal itu, bahkan berupaya mendapatkan kembali sebagian wilayah," ujarnya saat konferensi pers bersama pemimpin Armenia dan Azerbaijan. 

"Kita akan mendapatkan sebagian kembali, akan ada pertukaran wilayah yang menguntungkan kedua pihak," tambah Trump.
 

Baca Juga:
Trump Akan Bahas Perang Ukraina Bersama Putin di Alaska Jumat Depan

Dalam laporan WSJ, pejabat Eropa yang menerima penjelasan dari Witkoff menyatakan kekhawatiran bahwa proposal Putin ini hanya strategi untuk mengulur waktu dan menghindari sanksi sekunder yang sedang direncanakan oleh Trump.

Kekhawatiran lain yang muncul adalah ketidakjelasan mengenai wilayah Zaporizhzhia dan Kherson, yang sebagian masih diduduki Rusia. Belum jelas apakah garis depan akan dibekukan pada posisi saat ini atau pasukan Rusia akan ditarik dari wilayah tersebut.

Bloomberg juga melaporkan pada 8 Agustus 2025 bahwa pejabat AS dan Rusia tengah menggarap kesepakatan teritorial untuk membekukan konflik dan memulai negosiasi teknis menuju penyelesaian damai akhir. Sementara itu, Kantor Kepresidenan Ukraina belum memberikan komentar resmi.

Seorang pejabat Ukraina yang ikut serta dalam pembicaraan menyatakan bahwa Kyiv tidak menolak proposal apapun, namun menegaskan bahwa gencatan senjata menjadi prasyarat bagi langkah selanjutnya.

Hingga kini, Kyiv dan Moskow telah menggelar tiga putaran negosiasi untuk mengakhiri perang, namun semuanya gagal menghentikan pertempuran. Zelensky baru-baru ini mengisyaratkan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam pembicaraan tingkat pemimpin, meski belum jelas apakah ia diundang dalam pertemuan di Alaska.

Rusia sendiri tetap mempertahankan tuntutan maksimalis, termasuk menolak keanggotaan Ukraina di NATO dan penarikan penuh pasukan Kyiv dari empat wilayah yang dianeksasi pada 2022 melalui referendum yang dianggap palsu oleh komunitas internasional, yang jika diterapkan akan membuat beberapa kota besar di bawah kendali Ukraina berpindah ke tangan Rusia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)