Para pendaki melewati Ranu Kumbolo menuju lokasi Camping di Arcopodo untuk melakukan pendakian pada malam harinya ke Puncak Mahameru, Gunung Semeru, Jawa Timur. Foto: MI/Ramdan
Whisnu Mardiansyah • 2 October 2025 11:17
Lumajang: Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur kembali erupsi pada Kamis pagi, 2 Oktober 2025. Letusan disertai kolom abu setinggi 600 meter di atas puncak gunung.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, melaporkan erupsi terjadi pada pukul 08.16 WIB. "Tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut," kata Sigit dalam laporan tertulisnya di Lumajang seperti dilansir Antara pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal. Arah penyebaran abu vulkanik mengarah ke wilayah barat daya gunung. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter. Durasi letusan berlangsung selama 129 detik dari awal hingga akhir.
Sebelumnya, Gunung Semeru juga mengalami erupsi pada pukul 07.11 WIB. Tinggi kolom letusan saat itu juga mencapai 600 meter di atas puncak. Erupsi pertama terekam dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 119 detik. Pola penyebaran abu vulkanik sama-sama mengarah ke barat daya.
Berdasarkan data pemantauan 24 jam, aktivitas Gunung Semeru didominasi gempa letusan. Terdapat 81 kali gempa letusan dengan amplitudo 11-22 milimeter pada periode pengamatan Rabu, 1 Oktober 2025.
Durasi gempa letusan bervariasi antara 59 hingga 193 detik. Aktivitas vulkanik ini menunjukkan Gunung Semeru masih dalam fase erupsi. Sigit menjelaskan status Gunung Semeru tetap pada Level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan sejumlah rekomendasi keselamatan bagi masyarakat.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan. Larangan berlaku hingga jarak delapan kilometer dari pusat erupsi di puncak gunung.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai. Kawasan sepanjang Besuk Kobokan berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar. Bahaya aliran lahar dapat menjangkau hingga jarak 13 kilometer dari puncak gunung. Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman ini.
"Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah Gunung Semeru," ujar Sigit. Kawasan ini rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar dari kawah.
Masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan. Ancaman terutama di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Aliran sungai yang perlu diwaspadai meliputi Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Potensi lahar juga mengancam di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. Pemantauan terus dilakukan oleh Pos Pengamatan Gunung Semeru secara berkelanjutan. Masyarakat diharapkan mematuhi semua rekomendasi keselamatan dari PVMBG.