Ilustrasi cuaca panas terik. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 12 August 2025 16:29
Paris: Gelombang panas ekstrem melanda Eropa pada 11 Agustus 2025, dengan suhu di sebagian wilayah Prancis Selatan dan Balkan Barat menembus 40°C, bahkan mencapai 43°C di Mostar, Bosnia.
Kondisi ini memicu kebakaran hutan, evakuasi darurat, dan peringatan cuaca tingkat tinggi di banyak negara.
Eropa saat ini memanas dua kali lebih cepat dari rata-rata global, dengan kenaikan suhu daratan sekitar 2,3°C sejak era pra-industri. Dampaknya, musim kebakaran semakin panjang dan parah.
Di Prancis, Meteo-France mengeluarkan siaga merah untuk 12 departemen dan siaga oranye untuk 41 lainnya. Kebakaran besar melanda wilayah penghasil anggur Aude, menghanguskan 16.000 hektare. Di Balkan, Montenegro, Bosnia, Serbia, dan Bulgaria melaporkan suhu ekstrem, kekeringan, dan kebakaran meluas.
Sementara di Montenegro, api mengancam kota kuno Duklja dan resor pantai Canj, memaksa evakuasi warga. Bulgaria mencatat hampir 200 kebakaran, sebagian di perbatasan Yunani dan Turki.
Beralih ke wilayah Turki, kebakaran hutan di Canakkale membuat pemerintah menutup Selat Dardanelles demi operasi pemadaman.
Menurut Carbon Brief, 2025 diperkirakan menjadi tahun terpanas kedua atau ketiga dalam sejarah pencatatan. Otoritas kesehatan di Inggris, Prancis, dan negara lain telah mengeluarkan peringatan khusus untuk melindungi warga rentan dari risiko panas ekstrem. (Kelvin Yurcel)
Baca juga: Gelombang Panas Ekstrem, Jutaan Warga AS Diimbau Tetap di Dalam Rumah