Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Pasar saham memang tak selalu menanjak. Seperti yang terjadi kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan bagi para investor, apa yang harus dilakukan saat IHSG anjlok?
Melansir laman MNC Sekuritas, penurunan IHSG bukanlah hal yang asing, mengingat pasar modal pernah mengalami masa-masa sulit, seperti pada 1998 dan 2008. Krisis finansial 1998 memicu inflasi mencapai 58 persen dan IHSG merosot ke level 398. Dekade berikutnya, krisis akibat skandal sub-prime mortgage di Amerika Serikat pada 2008 juga mengakibatkan kolapsnya pasar modal global.
Pada 2020, pandemi covid-19 juga memberikan dampak negatif pada pasar saham di Indonesia. Investor asing banyak menarik modalnya ke aset-aset aman seperti emas dan surat utang, sehingga menyebabkan pelepasan kepemilikan investasi di Bursa Efek Indonesia.
Namun, bukan berarti investor harus panik, berikut beberapa langkah bijak dalam menghadapi penurunan IHSG:
1. Tunggu Kepanikan Selesai
Penurunan saham saat sentimen negatif beredar adalah hal yang lumrah. Meskipun saham-saham turun di bawah harga normal, jangan buru-buru "menyerok" saham. Hindari membeli saham saat sedang jatuh, karena bisa berakibat fatal. Lebih baik bersabar menunggu hingga kepanikan mereda dan harga saham kembali stabil.
(Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Dok MI)
2. Simpan Saham yang Sudah Dimiliki
Jika memiliki saham
big cap atau
blue chips, saham dengan kapitalisasi pasar besar dan fundamental kuat, sebaiknya pertahankan kepemilikan. Saham-saham kategori ini, seperti saham Indeks LQ45 yang berisi 45 emiten pilihan, cenderung pulih lebih cepat setelah penurunan IHSG.
3. Pastikan Dana Likuid Tetap Tersedia
Terlepas dari seberapa yakin dengan portofolio saham, pastikan memiliki dana likuid untuk kebutuhan sehari-hari. Ini penting untuk menjaga
cash flow dan tidak terganggu jika terjadi kondisi tidak diinginkan di pasar.
Penurunan IHSG merupakan siklus alami dalam pasar modal. Dengan perencanaan yang matang dan strategi yang tepat, investor dapat menghadapi situasi ini dengan tenang dan bijak. Tunggu kepanikan mereda, pertahankan saham fundamental kuat, dan jaga dana likuid.
Ingat, pasar saham tidak selalu baik, tetapi peluang tetap terbuka bagi investor yang bersikap sabar dan bijaksana. (
Laura Oktaviani Sibarani)