Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo berbicara dalam pelantikan 1.158 perwira Polri sebagai lulusan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan ke-54 Gelombang II Tahun Anggaran 2025. Foto: ANTARA/HO-Divisi Humas Polri.
Fachri Audhia Hafiez • 7 November 2025 00:27
Jakarta: Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo meminta 1.158 perwira baru yang dilantik sebagai lulusan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan ke-54 Gelombang II Tahun Anggaran 2025 untuk memberikan perbaikan nyata bagi masyarakat. Karena masyarakat menunggu aksi.
“Hari ini bukan hanya pelantikan pangkat, tetapi titik awal perubahan. Masyarakat menunggu aksi, bukan janji. Tunjukkan di lapangan bahwa kehadiran kalian membawa perbaikan nyata bagi wajah Polri,” kata Dedi di Sukabumi, Jawa Barat, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 6 November 2025.
Dedi menegaskan, ujian sesungguhnya bagi para peserta dimulai setelah mereka kembali ke satuan tugas masing-masing. Perwira Polri, kata dia, tidak lagi hanya sebagai pelaksana perintah, tetapi menjadi pengendali di lapangan yang mampu membimbing anggota, menjaga standar pelayanan, dan memastikan kebijakan pimpinan dijalankan dengan baik di tingkat operasional.
“Bimbing anggota, jaga standar pelayanan, dan pastikan setiap kebijakan diterjemahkan menjadi tindakan. Jangan biarkan teori berhenti di ruang kelas,” ujar Dedi.
Jenderal polisi bintang tiga itu menyebut, saat ini Polri sedang menghadapi tantangan besar dalam memulihkan kepercayaan publik setelah berbagai dinamika dan penurunan citra yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Untuk menjawab tantangan itu, Polri telah mencanangkan program “Quick Wins Akselerasi Transformasi” dan menerbitkan buku Do’s and Don’ts sebagai panduan perilaku anggota.
Namun, ia mengingatkan agar langkah tersebut tidak berhenti sebagai slogan. Namun, diwujudkan langsung dalam pelayanan di lapangan.
“Quick Wins bukan di atas kertas. Ukurannya sederhana: masyarakat merasa aman, dilayani dengan hormat, dan percaya bahwa polisi bekerja untuk mereka,” kata Dedi.
Mantan Irwasum Polri itu menekankan pula pentingnya memperkuat pelayanan publik melalui optimalisasi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan fungsi PAMAPTA (Patroli dan Pengamanan Tempat) yang nantinya akan diisi sebagian besar lulusan SIP.
Menurut Dedi, kedua unit ini menjadi garda terdepan citra Polri di mata masyarakat. Sehingga, ia meminta agar perwira baru mendatangi masyarakat terlebih dahulu, menanggapi laporan dengan cepat, serta memastikan setiap warga merasakan kehadiran Polri yang manusiawi dan tanggap.
Selain itu, ia juga menegaskan tiga prioritas nasional yang harus menjadi fokus seluruh jajaran. Yaitu, pemberantasan narkoba, penindakan penyelundupan, dan perang terhadap judi
online.
“Tindakan tegas dan akuntabel harus segera dilakukan di lapangan. Jangan tunggu perintah. Inisiatif adalah bentuk pengabdian,” kata Dedi.
Ilustrasi Polri. Foto: Dok. Media Indonesia (MI).
Lebih lanjut, Wakapolri mengingatkan agar seluruh perwira bijak menggunakan media sosial. Ia meminta seluruh anggota menjaga nama baik pribadi dan institusi serta menggunakan media sosial untuk menyebarkan kepercayaan publik.
“Reputasi Polri tidak hanya dibangun di kantor, tetapi juga di ruang digital. Gunakan media sosial untuk menebar kepercayaan, bukan kontroversi,” ucap Dedi.
Menutup arahannya, Dedi menegaskan bahwa pelantikan ini bukan akhir perjalanan. Namun, awal pengabdian baru sebagai perwira Polri yang berintegritas, empati, dan profesional.
“Jangan tunggu momentum. Ciptakan momentum dari lapangan. Kepercayaan publik hanya bisa diraih dengan tindakan yang konsisten, sopan, dan sigap. Tunjukkan bahwa kalian adalah perwira Polri yang hadir membawa solusi, bukan sekadar seragam baru,” tutur Dedi.