Warga di Beit Lahia, utara Gaza, berdemonstrasi di depan puing-puing bangunan pada 26 Maret 2025. Demonstrasi yang sangat langka di Gaza ini menuntut agar Hamas segera menghentikan peperangan. Foto: Ramez Habboub/Anadolu
Riza Aslam Khaeron • 28 March 2025 11:42
Gaza: Hamas dan faksi-faksi perlawanan Palestina mengecam keras munculnya suara-suara yang mereka sebut sebagai "antek-antek penjajah" di tengah gelombang demonstrasi di Gaza. Mereka menyebut suara-suara itu mencoba melemahkan perjuangan dan membelokkan opini publik dari agresi Israel ke arah menyalahkan perlawanan.
Melansir Quds Press pada Kamis, 27 Maret 2025, pernyataan tersebut disampaikan oleh gabungan faksi dan suku Palestina yang menegaskan bahwa mereka "mengecam keras faksi dari antek-antek penjajah yang terus mengungkap pengkhianatan dan kolaborasi mereka dengan penjajah."
Mereka menuding pihak-pihak tersebut sengaja menyalahkan perlawanan dan membebaskan penjajah dari tanggung jawab atas kehancuran di Gaza.
"Okupasi menganggap keberadaan rakyat Palestina itu sendiri sebagai masalah, bukan perlawanan," bunyi pernyataan gabungan yang dikutip Quds Press.
Mereka juga mengungkit sejarah pengkhianatan dan kelumpuhan Palestina setiap kali perlawanan dikorbankan atas nama kompromi. Mulai dari dihentikannya perlawanan pada 1949, mundurnya PLO dari Lebanon tahun 1982, hingga penyerahan senjata di Tepi Barat yang menurut mereka membuka jalan bagi perluasan pemukiman Israel.
"Setiap kali senjata perlawanan diserahkan atau dikompromikan, darah rakyat kita tumpah dan wilayah kita dijajah," lanjut pernyataan itu.
Faksi-faksi itu juga menilai seluruh proyek Israel selama 17 bulan terakhir, termasuk pemusnahan, pengusiran, dan blokade terhadap Gaza, telah gagal menghancurkan perlawanan rakyat Palestina. Namun, mereka meyakini bahwa saat ini Israel mencoba menggoyang perlawanan dari dalam, lewat "kelompok-kelompok antek" yang dianggap menyebarkan fitnah dan memprovokasi rakyat untuk menentang perlawanan.
Baca Juga: Respons Hamas Terhadap Protes Oposisi: Penjajah Terus Mengintai, Mencoba Memecah Belah Kita |