Warga Palestina mencium pejuang Hamas. (Abed Rahim Khatib/Flash90)
Riza Aslam Khaeron • 27 March 2025 11:59
Gaza: Ratusan warga Gaza turun ke jalan pada Selasa, 25 Maret 2025, menuntut agar Hamas mundur dari kekuasaan. Protes terbesar sejak pecahnya perang Israel-Gaza ini berlangsung di Beit Lahia, Gaza Utara, dengan massa meneriakkan slogan seperti "turun, turun, Hamas turun," dan "jatuhkan kekuasaan Hamas, jatuhkan kekuasaan Ikhwanul Muslimin," sebagaimana dilaporkan BBC.
Mengutip BBC pada Rabu, 26 Maret 2025, militan Hamas bersenjata turun tangan untuk membubarkan aksi dengan paksa. Mereka menyerang sejumlah pengunjuk rasa. Beberapa rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan para pemuda berjalan membawa spanduk dan meneriakkan penolakan terhadap Hamas.
Kritik terhadap kelompok ini meningkat di tengah penderitaan sipil yang terus berlangsung.
Salah satu peserta aksi, Mohammed Diab, mengatakan kepada BBC bahwa rumahnya hancur dan saudaranya tewas akibat serangan udara Israel tahun lalu.
"Kami menolak mati demi siapa pun, demi agenda partai mana pun atau demi kepentingan negara asing. Hamas harus turun dan mendengarkan suara duka cita, suara yang muncul dari bawah reruntuhan. Itu adalah suara paling jujur," katanya.
Sebagai tanggapan atas protes ini, Hamas menerbitkan pernyataan resmi melalui saluran Telegram mereka. Dalam siaran pers tertanggal Rabu, 26 Maret 2025, yang ditandatangani oleh "Faksi-faksi Aksi Nasional dan Islam," mereka menyatakan bahwa aksi-aksi ini adalah bagian dari "pertarungan keteguhan rakyat."
Hamas menyampaikan dukungan atas tuntutan pembukaan perbatasan dan penghentian perang, namun juga memperingatkan tentang potensi eksploitasi penderitaan rakyat.
"Kami menyerukan kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap setiap upaya untuk membelokkan arah gerakan rakyat yang marah dan memanfaatkan penderitaan serta luka kalian untuk mengancam kohesi nasional dan menabur perpecahan di antara anak-anak bangsa," tulis pernyataan tersebut, dikutip dari Telegram Hamas, Rabu, 26 Maret 2025.
Mereka juga menuduh bahwa Israel sengaja memperpanjang perang dan mengabaikan usulan mediasi demi menciptakan kekacauan di wilayah Gaza.
"Kami bertaruh pada kesadaran rakyat kami dan pemahamannya terhadap apa yang direncanakan oleh pendudukan dari balik perpanjangan perang dan penolakan terhadap mediator serta pembatalan kesepakatan gencatan senjata," lanjut pernyataan mereka.
Baca Juga: Ratusan Warga Gaza Demo Tuntut Hamas Lepaskan Kekuasaan |